Bobo.id - Cara membuat perahu pinisi khas orang Bugis Makassar.
Apakah teman-teman menyaksikan siaran program Belajar dari Rumah TVRI tentang mengenal masyarakat Bugis Makassar?
Kalau iya tentu kamu sudah tahu berbagai budaya, keunikan, dan juga kehebatan orang bugis Makassar.
Kamu juga pasti tahu salah satu perahu kebanggan Indonesia, yaitu perahu pinisi, merupakan hasil karya orang Bugis Makassar.
Kira-kira seperti apa cara membuat perahu pinisi? Ayo kita cari tahu di sini!
Baca Juga: Inilah Kehebatan Orang Bugis Makassar, Materi Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD
Uniknya Cara Membuat Perahu Pinisi
Meskipun ukurannya besar, perahu pinisi tetap dibuat menggunakan kayu.
Kayu yang digunakan untuk membuat perahu pinisi adalah kayu jati dan kayu mahoni
Kayu untuk membuat perahu pinisi itu pengumpulannya harus dilakukan setiap tangga lima dan tujuh setiap bulannya.
Pembuatan perahu pinisi juga unik, teman-teman, karena kalau biasanya pembuatan perahu dimulai dengan membuat kerangka terlebih dulu, pada perahu pinisi, badan perahu dibuat terlebih dahulu.
Keunikan lainnya dari perahu pinisi adalah untuk menggabungkan kayu-kayu pembuat perahu, tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku.
Apa rahasia bagian perahu bisa menempel satu sama lain, ya?
Ternyata untuk menggabungkan kayu-kayu dan bagian perahu, pembuat perahu pinisi menggunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian tersebut bisa menyatu.
Nah, pasak kayu yang digunakan untuk menyatukan kayu dan bagian perahu merupakan kayu sisa pembuatan perahu.
Baca Juga: Rangkuman dan Soal Sahabat Pelangi: Chandra Oh Chandra, Belajar dari Rumah TVRI 13 Mei 2020
Proses Pembuatan Perahu Pinisi
Sebelum proses pembangunan atau pembuatan perahu pinisi dilakukan, ada beberapa ritual yang harus dilakukan dulu, teman-teman.
Pertama, kayu bahan pembuat perahu harus dikumpulkan pada tanggal lima dan tujuh yang memiliki makna tertentu.
Angka atau tanggal lima berarti rezeki yang sudah ada di tangan, sedangkan tanggal tujuh menunjukkan selalu mendapatkan rezeki.
Nah, sebelum ditebang, pohon akan dibacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, yang biasanya berupa ayam sebagai tanda penyerahan diri kepada Tuhan.
Baca Juga: Jadwal Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI, Tanggal 13 Mei 2020 Beserta Link Live Streaming
Setelah itu, akan dilakukan peletakan lunas atau kayu yang menjadi pondasi bangunan perahu. Lunas ini harus dihadapkan ke arah timur laut.
Ada dua lunas yang diletakkan, yaitu lunas di bagian belakang yang melambangkan laki-laki serta lunas yang melambangkan perempuan diletakkan di bagian belakang.
Nah, lunas bagian depan nantinya akan dipotong kemudian dilarung ke laut sebagai penolak keburukan dan juga sebagai lambang kesiapan untuk mencari nafkah.
Sedangkan lunas bagian belakang juga akan dipotong, tapi bedanya akan disimpan di rumah.
Perahu Pinisi yang Sudah Digunakan Ratusan Tahun
Perahu pinisi sudah dibuat sejak ratusan tahun lalu.
Catatan tentang perahu pinsi ada dalam naskah lontar La Galigo pada abad ke-14.
Alkisah, perahu pinisi pertama kali dibuat oleh Pangeran Sawerigading, Putra Mahkota Kerjaan Luwu.
Perahu itu digunakan untuk meminang Putri We Cudai ke Negeri Tiongkok.
Sekembalinya ke Luwu, perahu pinisi sang Putra Mahkota diterjang ombak hingga terbelah jadi tiga bagian.
Konon, bagian perahu itu terdampar di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo. Kemudian penduduk di tiga desa itu menyatukan dan merangkao kepingan-kepingan perahu sehingga kembali membentuk perahu.
Perahu pinisi sudah digunakan selama ratusan tahun. Bahkan, sampai saat ini juga masih digunakan untuk berlayar, teman-teman.
(Penulis: Tyas Wening, Avisena Ashari)
Baca Juga: Berbeda dengan Planet Lainnya, Mengapa Bumi Tidak Dinamakan dengan Nama Dewa dan Dewi, ya?
Tonton video ini, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com