Apa yang Bisa Kita Teladani dari Perjuangan Jenderal Sudirman?

By Avisena Ashari, Kamis, 14 Mei 2020 | 07:42 WIB
Jenderal Sudirman saat tiba di Stasiun Manggarai, Batavia, 1946. Apa yang bisa kita teladani dari perjuangan Jenderal Sudirman? (NIGIS [Netherlands Indies Government Information Service] / Wikimedia Commons)

Pada masa agresi militer Belanda kedua itu, sebetulnya Jenderal Sudirman sedang mengalami sakit tuberkulosis (TBC), teman-teman.

Saat Jenderal Sudirman berdiskusi dengan Presiden Soekarno, Presiden memintanya untuk beristirahat karena kondisinya yang sedang sakit.

Namun, menurut ahli sejarah, Jenderal Sudirman justru menjawab “Tidak, Bung! Saya tetap bersatu dengan rakyat. Karena sesuai dengan ucapan saya, saya harus bergabung dengan rakyat, menentukan kemerdekaan Indonesia.”

Pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menguasai Yogyakarta.

Saat itu, Jenderal Sudirman sedang mengalami sakit parah. Sementara pihak Belanda menangkap para pemimpin negara Indonesia.

Pesawat tentara Belanda terus menembak ke arah daratan, sehingga dokter Suwondo menyarankan Panglima Jenderal Sudirman untuk meninggalkan kota Yogyakarta.

Saat itulah perjalanan gerilya dimulai.

Dalam masa perjuangan itu, Jenderal Sudirman yang sakit semakin memburuk kondisinya, sampai beliau tidak kuat lagi berjalan.

Baca Juga: Perbedaan Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang