Sedangkan reaksi tertunda adalah gejala alergi yang muncul beberapa jam, bahkan beberapa hari setelah konsumsi susu maupun olahan susu.
Gejala dari reaksi ini juga berbeda, teman-teman. Pada reaksi cepat, gejalanya bisa berupa diare, muntah, maupun ruam pada kulit.
Nah, reaksi tertunda biasanya akan ditunjukkan dengan gejala pilek, ruam dan rasa gatal yang ada di sekitar mulut, diare, maupun eksim.
Alergi Susu Berbeda dengan Intoleransi Laktosa
Selain alergi susu, alasan lain seseorang tidak bisa mengonsumsi susu adalah karena intoleransi laktosa.
Meski keduanya membuat seseorang tidak bisa mengonsumsi susu, alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa, teman-teman.
Seseorang menderita alergi susu disebabkan oleh gangguan sistem kekebakan tubuh, yang menyebabkan protein dianggap sebagai zat berbahaya pada tubuh seseorang.
Nah, akibat dari gangguan ini, maka tubuh akan memproduksi antibodi yang digunakan untuk menetralkan pemicu alergi tadi, yaitu antibodi immunoglobulin E.
Hasil dari proses ini akan menyebabkan pelepasan zat kimia dalam tubuh yang kemudian menyebabkan munculnya gejala alergi.
Sedangkan intoleransi laktosa atau intoleransi susu adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna gula pada susu.
Kondisi intoleransi susu ini tidak berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, teman-teman, sehingga gejala dan pengobatannya pun berbeda.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Lihat video ini juga, yuk!