Di dalam air, belut raksasa yang tadi menariknya berubah menjadi seorang raja yang tampan. Bebatuan di dalam kolam menjadi istana-istana indah. Namun, air di dalam kolam itu tetap dingin, menusuk kulit.
“Ke… kenapa kau tarik aku ke sini? Si… apa kamu?” Tanya Reysha terbata-bata. Raja tampan berkulit gelap itu hanya memandangnya tajam, lalu menghilang ke balik bayang-bayang istana.
“Namanya Raja Morea. Dia Raja yang baik hati,” sahut suatu suara di balik Reysha. Seekor belut berubah wujud menjadi seorang prajurit di hadapan Reysha.
“Kami semua berada di sini demi menyelamatkan Putri Bia,” lanjut si belut.
“Putri Bia?” ulang Reysha.
“Ya. Putri Bia itu kakak Raja Morea. Mereka dua kakak beradik yang rukun. Keduanya selalu saling mengalah. Dalam membuat keputusan, Putri Bia selalu memikirkan kepentingan Raja Morea, demikian pula sebaliknya.
Namun, suatu hari Putri Bia diculik monster laut,” ucap si belut dengan nada muram.
Tiba-tiba seekor belut lain muncul dan berubah menjadi manusia. Ia membuka mulutnya, “Raja Morea ingin menyelamatkannya. Nenek penyihir memberinya ramuan untuk berubah menjadi suatu makhluk yang bisa menyelam ke laut dan menyelamatkan Putri Bia.
Namun, wujud itu akan menjadi wujudnya selamanya. Tanpa ragu, Raja Morea meminum ramuan itu dan menjadi belut. Kami pun karena ingin terus mendampinginya, ikut meminum ramuan itu dan menjadi belut juga,” sambungnya.
Baca Juga: Sering Dialami Banyak Orang, Inilah 3 Jenis Gangguan Pencernaan dan Cara Mengatasinya