Bobo.id - Teman-teman tentu pernah mendengar tentang sosok dr. Cipto Mangunkusumo, bukan?
Dari sekian banyak tokoh bangsa, dr. Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu sosok penting dalam perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Dalam tayangan Belajar dari Rumah di TVRI untuk SMP hari ini, kita mengenal tentang dr. Cipto Mangunkusumo dan perjuangannya.
Inspirasi apa yang bisa kita dapat dari sosok dr. Cipto Mangunkusumo, ya? Yuk, simak rangkuman kisah beliau!
Masa Kecil dr. Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo lahir di Jawa Tengah sekitar tahun 1880-an. Beliau lahir dari keluarga priayi atau keluarga terhormat di kalangan masyarakat.
Dalam ejaan lama, nama beliau dituliskan dengan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Sejak sebelum dilahirkan, ibundanya sudah ingin memberikan nama “Cipto” jika anaknya laki-laki. Nama “Cipto” berarti “ia yang mencipta”.
Sejak kecil, Cipto Mangunkusumo sudah suka belajar, ini juga didukung oleh ayahnya yang seorang guru.
Pada usia 6 tahun, Cipto Mangunkusumo bersekolah di sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School.
Cipto Mangunkusumo adalah murid yang cerdas dan lulus dengan nilai terbaik di antara teman-temannya.
Kemudian, saat berusia 13 tahun, Cipto Mangunkusumo melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen).
STOVIA merupakan sekolah pendidikan kedokteran bagi rakyat pribumi pada zaman Hindia Belanda.
Dokter yang Membantu Masyarakat
Di masa mudanya, Cipto Mangunkusumo menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar ilmu kedokteran dengan gigih. Beliau ingin ilmunya bermanfaat untuk membantu sesama.
Karena sering membantu masyarakat, dr. Cipto Mangunkusumo dikenal sebagai “Dokter Rakyat”.
Bahkan, dr. Cipto Mangunkusumo berperan penting dalam penanganan wabah pes di kota Malang pada 1910 - 1911.
Peran dr. Cipto Mangunkusumo dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
Selain mendalami ilmu kedokteran, dr. Cipto Mangunkusumo juga kritis dalam memperjuangkan bangsa Indonesia agar bebas dari kungkungan penjajah.
Beliau melakukan perlawanan melawan penjajah dengan membuat tulisan yang diterbitkan di koran.
Tidak hanya itu, dr. Cipto Mangunkusumo bergabung dengan sebuah organisasi pemuda Budi Utomo, pada 1908.
Organisasi Budi Utomo merupakan salah satu titik awal perjuangan melawan penjajah, teman-teman.
Di organisasi Budi Utomo, dr. Cipto Mangunkusumo bertemu sosok-sosok pemuda yang ingin memperbaiki nasib bangsa melalui pendidikan.
Baca Juga: Apa Manfaat Membaca yang Bisa Kita Terapkan dari Kisah Mohammad Hatta?
Namun, pada suatu dr. Cipto Mangunkusumo memiliki perbedaan pendapat dan tujuan anggota Budi Utomo. Sehingga beliau memilih untuk mundur dari organisasi itu.
Ini karena dr. Cipto Mangunkusumo berpendapat bahwa Budi Utomo harus menjadi organisasi politik yang berjuang untuk semua kalangan, bukan hanya kalangan tertentu.
Saat itu, dr. Cipto Mangunkusumo bersama sahabatnya Ernest Douwes Dekker memiliki pemikiran yang sama.
Kemudian, Ernest Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan sahabatnya Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) membentuk partai Indische Partij yang memperjuangkan kesetaraan ras dan melawan kolonialisme.
Wah, ada banyak ya, inspirasi yang kita dapatkan dari sosok dr. Cipto Mangunkusumo?
Sejak kecil, beliau memanfaatkan waktunya untuk belajar dengan tekun, kemudian saat sudah menjadi dokter ilmunya digunakan untuk membantu sesama.
Beliau juga gigih memperjuangkan hak bangsa Indonesia melalui berbagai organisasi dan mempertahankan ideologinya dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Baca Juga: Apa Maksud dari 'Perjuangan Melawan Bangsa Sendiri' yang Pernah Diungkap Presiden Soekarno?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com