Tidak lama kemudian, Ki Ageng Tingkir pulang ke rumah. Ki Ageng Pengging mengatakan bahwa ia sudah disuguhi kelapa muda oleh Nyi Ageng Tingkir.
Ki Ageng Tingkir pun terkejut, kemudian ia menceritakan mimpinya pada Ki Ageng Pengging.
Meski air kelapa muda itu sudah habis diminum, Ki Ageng Tingkir tidak marah, karena Nyi Ageng Tingkir dan Ki Ageng Pengging sama-sama tidak tahu perihal kelapa muda itu dan mimpinya.
Ternyata mimpi itu berkaitan dengan keturunan yang menjadi pemimpin di Jawa kelak. Ia berpikir bahwa mungkin bahwa mungkin sudah menjadi takdir bahwa keturunan Ki Ageng Pengging lah yang kelak akan jadi pemimpin.
Keturunan Ki Ageng Pengging
Beberapa bulan kemudian, istri Ki Ageng Pengging yang sedang mengandung ingin melihat wayang beber.
Ki Ageng Pengging pun mengundang dalang wayang beber. Ia juga mengundang Ki Ageng Tingkir dan istrinya untuk ikut menonton.
Namun, di tengah pertunjukan, tiba-tiba istri Ki Ageng Pengging merasa sudah akan melahirkan. Akhirnya, Nyi Ageng Pengging melahirkan bayinya dibantu Nyi Ageng Tingkir.
Ki Ageng Tingkir menyampaikan kelak anak itu akan menjadi pemimpin. Ki Ageng Pengging pun meminta Ki Ageng Tingkir memberi nama anaknya, anak itu diberi nama Mas Karebet.
Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Tingkir meninggal dunia. Tak lama kemudian, Ki Ageng Pengging juga gugur saat melawan pasukan Kesultanan Demak karena dituduh memberontak.
Gugurnya Ki Ageng Pengging membuat Nyi Ageng Pengging jatuh sakit. Sehingga anaknya, Mas Karebet, diangkat dan dirawat oleh Nyi Ageng Tingkir.
Mas Karebet adalah anak yang cerdas. Sehingga Nyi Ageng Tingkir mengirimnya untuk berguru pada Ki Ageng Sela.
Mas Karebet pun belajar berbagai hal dengan cepat, mulai dari pemerintahan hingga bela diri.
Ki Ageng Sela menjuluki Mas Karebet dengan nama “Joko Tingkir”, yang diambil dari nama daerah asalnya, yaitu Tingkir.
Baca Juga: Dongeng Anak: Bona and Friends: Air Terjun #MendongenguntukCerdas