Dr Sutomo dan kawan-kawan ingin mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya.
Keinginan ini berkaitan dengan gagasan dr Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.
Gagasan itu muncul melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat itu memprihatinkan akibat sistem kolonialisme Belanda.
Pendidikan rakyat Indonesia, terutama kaum pribumi, rendah dan tidak mendapat informasi atau tertutup dari dunia luar.
Dr Sutomo beserta para pelajar STOVIA mendirikan perhimpunan Budi Utomo untuk mengejar ketertinggalan bangsa dari bangsa-bangsa lain.
Tokoh Kebangkitan Nasional yang terkenal disebut Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantoro (Suwardi Suryoningrat).
Baca Juga: Di Hari Kesaktian Pancasila, Kita Tengok Museum Pancasila Sakti, yuk!
Budi Utomo
Gagasan pembentukan Budi Utomo muncul sekitar setahun sebelum organisasi itu terbentuk.
Wahidin Sudirohusodo, dokter lulusan Sekolah Dokter Jawa, berperan penting dalam proses berdirinya Budi Utomo.
Melihat kondisi masyarakat Indonesia yang tidak mampu mendapatkan pendidikan formal atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, dr Wahidin merasa prihatin.
Setelah mendapat dana dari para bangsawan Jawa dan belanda, ia membentuk Studiefonds (pengelolaan beasiswa) lalu mencanangkannya dengan berkeliling Jawa hingga singgah di STOVIA.