Upacara Adat Sunda Seren Taun, Ini Makna dan Penyelenggaraannya

By Amirul Nisa, Rabu, 6 Oktober 2021 | 14:50 WIB
Warga Cigugur Kuningan Jawa Barat memainkan angklung sebagai bagian dari Perayaan Seren Taun setiap tahun. (Sandhi Irawan/Commons.wkimedia.org)

Bobo.id - Ada beragam upacara adat sunda yang masih sering dijalankan hingga sekarang.

Salah satunya adalah upacara adat Seren Taun yang banyak dilakukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.

Upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh.

Selain menjadikan acara untuk penyampaian rasa syukur, upacara adat ini juga dilakukan sebagai bentuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan.

Masyarakat Sunda melakukan upacara adat ini dengan harapan terus mendapatkan kebaikan khususnya untuk panen tahun-tahun selanjutnya.

Baca Juga: Upacara Adat Jawa Timur, Ini Sejarah dan Ritual Upacara Kebo-Keboan

Upacara adat tersebut dilakukan tidak hanya oleh masyarakat Sunda yang ada di Kuningan, namun masyarakat dari suku lain juga bisa ikut dan meramaikannya.

Masyarakat dari etnis Flores, Bali, Dayak, hingga Badui juga sering hadir dan mengikuti urutan upacara adat tersebut.

Hal itu menunjukan adanya kerukunan yang terjalin antar etnis dan suku yang berbeda-beda.

Acara adat pun semakin ramai saat dilakukan dengan banyak orang walau berbeda suku dan etnis.

Pada upacara adat ini terlihat bentuk persatuan bangsa Indonesia yang tidak membeda-bedakan etnis, ras, budaya, bahasa, hingga kepercayaan.

Berikut akan dijelaskan lebih detail tentang acara Seren Taun yang merupakan upacara adat Sunda.

Waktu Pelaksanaan Seren Taun

Upacara adat ini dilakukan setiap tanggal 22 pada Bulan Rayagung.

Bulan Rayagung adalah bulan terakhir pada perhitungan kalender Sunda.

Sebelum acara utama pada tanggal 22, upacara adat Seren Taun sudah diawali dengan upacara ngajayak yang dilakukan pada tanggal 18.

Baca Juga: Macam-Macam Upacara Adat di Indonesia, Materi Kelas 5 SD Tema 3 

Pemilihan tanggal ini bukan tidak memiliki arti apapun.

Acara pertama pada tanggal 18 ini memiliki makna tersendiri yang diambil dari penyebutan angka tersebut.

Angka 18 dalam bahasa sunda diucapan dengan "delapan welas" yang pada kata welas merujuk kata welas asih.

Welas asih memiliki arti cinta kasih serta kemurahan Tuhan yang telah memberikan kehidupan pada semua makhluk di Bumi.

Sedangkan tanggal 22 pada puncak acara Seren Taun juga memiliki arti tersendiri.

Angka 22 tersebut dimaknai dengan rangkaian bilangan 20 dan 2.

Pada acara tersebut padi yang akan ditumbuh pada puncak acara sebanyak 22 kuintal.

Jumlah padi tersebut akan dibagi menjadi 20 kuintal untuk ditumbuk, sedangkan dua kuintal akan dibagikan pada masyarakat.

Dua kuintal beras itu nantinya akan menjadi benih untuk kembali ditanam.

Sedangkan angka 20 pada jumlah padi yang ditumbuk melambangkan unsur anatomi tubuh manusia.

20 Unsur Anatomi manusia

1. Getih atau darah

2. Daging

3. Bulu

4. Kuku

5. Rambut

6. Kulit

7. Urat

8. Polo atau otak

9. Bayah atau paru

10. Ari atau hati

11. Kalilipa atau limpa

12. Mamaras atau maras

Baca Juga: Cara Melestarikan Budaya Indonesia Agar Tak Punah di Era Modernisasi

13. Hampedu atau empedu

14. Tulang

15. Sumsum

16. Lamad atau lemak

17. Gegembung atau lambung

18. Peujit atau usus

19. Ginjal

20. Jantung

Dari 20 unsur itu tergabung menjadi satu dan membantuk tubuh atau jasmani yang merupakan struktur hidup.

Raga tersebut kemudian akan menjelma menjadi jirim (raga), jisim (nurani), dan pengakuan (aku).

Urutan Upacara Adar Seren Taun

Seperti dijelaskan sebelumnya, acara Seren Taun ini dimulai pada tanggal 18 Rayagung dengan acara Ngajayak atau menjemput padi.

Pada acara ini objek utama yang digunakan adalah padi.

Padi dianggap sebagai lambang kemakmuran, karena wilayah Kuningan pada umumnya merupakan daerah pertanian.

Acara kemudian berlanjut pada tanggal 22 Rayagung, yaitu acara penumbukan padi.

Baca Juga: Macam-Macam Alat Musik Tradisional dari Indonesia, Ada Gamelan hingga Tanjidor

Padi yang ditumbuk akan dibagi seperti penjelasan sebelumnya.

Selain dua acara sakral itu, selama acara Seren Taun digelar juga kesenian dan hiburan.

Selama acara ini berlangsung akan ada beragam hiburan termasuk penuturan kisah klasik sastra Sunda.

Kisah klasik yang disampaikan biasanya pantun sunda yang bercerita tentang perjalanan Pwah Aci Sahyang Asri.

Nah, itu tadi upacara adat Sunda yang masih dilakukan hingga saat ini.

Upacara adat itu dilakukan untuk menyampaikan rasa suyukur dan doa untuk kemakmuran tahun-tahun selanjutnya.

Sumber foto: Creative Commons/Sandhi Irawan

Tonton video ini, yuk!

 

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.