Selain Semakin Mudah Diakses, Ini Alasan Penting Bahan Pustaka Perlu Digitalisasi dan Tahapan Digitalisasinya 

By Thea Arnaiz, Minggu, 19 Desember 2021 | 17:30 WIB
Cari tahu kenapa perlu adanya digitalisasi bahan pustaka. (mohamed_hassan/pixabay)

Bobo.id - Apakah teman-teman suka membaca buku? Buku apa saja yang teman-teman sukai?

Dengan banyak baca buku, pengetahuan kita akan semakin luas. 

Selain membeli buku di toko buku, kita juga bisa meminjamnya dari perpustakaan, lo.

Bahkan tidak hanya di perpustakaan sekolah, tapi kita juga bisa pergi ke perpustakaan daerah untuk meminjam buku untuk dibaca.

Selain itu, kita bahkan bisa membeli atau meminjam buku dalam bentuk digital.

Buku dalam bentuk digital adalah salah satu bentuk penyimpanan yang lebih modern saat ini.

Lalu, kenapa buku harus disimpan dalam bentuk digital, ya? Selain untuk memudahkan pembaca, kira-kira alasan lain buku fisik diubah jadi bentuk digital apa saja, ya?

Untuk mencari tahu, kita bisa menyimak penjelasan berikut ini menurut Ingrid Shela Devina, Pustakawan Ahli Pertama, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tangerang. Yuk, simak bersama. 

Baca Juga: Ingin Buat Perpustakaan Kecil di Rumah, Ini 5 Langkah Membuat Label Bukunya

Kenapa Buku Fisik Perlu Ada Buku Digitalnya Juga? 

Sebelumnya, apa teman-teman sudah tahu apa itu yang dimaksud dengan buku digital?

Buku digital adalah buku yang tersedia dalam bentuk elektronik. Buku digital tidak seperti buku fisik yang perlu disimpan pada rak buku.

Buku ini bisa kita simpan di dalam penyimpanan handphone atau komputer. Tidak hanya teks, buku digital juga bisa menyediakan gambar ataupun audio visual pada isinya.

Lalu, kenapa perlu ada buku digital? Hal ini karena, perpustakaan juga dituntut untuk terus berubah seiring perkembangan zaman.

Dengan penyimpanan secara digital, kita tidak perlu membawa buku secara fisik dan bisa dibaca di mana saja.

Tentu semakin mudah dan praktis, bukan? Dengan cara mendigitalisasi buku, perpustakaan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat untuk mengakses buku dan sebagai upaya untuk melestarikan bahan pustaka

Jadi, kemunculan digitalisasi buku membawa keunggulan untuk mengakses buku dan mengembangkan teknologi yang lebih modern di masa sekarang yang serba digital untuk merawat bahan pustaka. 

Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 3, Bagaimana Ciri Khusus dan Karakteristik Kelelawar?

Tahapan Digitalisasi Buku oleh Pustakawan 

Perpustakaan yang menjadi rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mencari rujukan, dan koleksi sumber informasi juga perlu mengembangkan diri.

Pengembangan itu, berupa upaya untuk melestarikan bahan pustaka dari sistem konvensional menuju ke sistem modern atau perpustakaan digital.

Sistem digitalisasi ini membuat teman-teman lebih cepat mengakses buku dari perpustakaan digital.

Lalu, kira-kira tahapan apa saja yang dilakukan oleh pustakawan untuk mengubah penyimpanan buku menjadi digital? Berikut ini tahapannya. 

Baca Juga: Dukung Pembelajaran Daring di Sekolah, Kompas Gramedia Melalui Grid Network Donasikan Komputer dan Buku ke SDN Jagabaya 04

- Pertama, seorang pustakawan harus mengumpulkan dan menyeleksi sumber materi bahan perpustakaan. 

- Kedua, klarifikasi hak cipta dan kepemilikan. 

- Ketiga, memeriksa kondisi fisik dan mencatat daftar buku-buku yang ada. 

- Keempat, memproses alih media bahan pustaka. 

- Kelima, melakukan penyuntingan atau merapikan bahan pustaka 

- Keenam, melakukan penyusunan secara teratur bahan pustaka atau kompilasi file. 

- Ketujuh, membuat informasi mengenai bahan pustaka (input metadata) dan mengunggah bahan pustaka secara digital 

- Keenam, pustakawan mengoreksi kembali bahan pustaka yang diunggah. 

- Ketujuh, bahan pustaka dikemas dan dipublikasikan kepada masyarakat. 

Nah, itulah kenapa bahan pustaka perlu didigitalisasi dan bagaimana tahapan digitalisasi itu. 

Tonton video ini, yuk! 

 

----  

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.