Berbagai cara pun ditempuh bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan.
Salah satu caranya adalah melalui perundingan, yang dilakukan dalam kurun waktu 1945 hingga 1949.
Ada tiga perundingan penting yang perlu teman-teman ketahui, yaitu Perundingan Linggarjati (1946), Perundingan Renville (1947 hingga 1948), dan Konferensi Meja Bundar (1949).
Namun, perundingan-perundingan tersebut ternyata tidak mampu membuat Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
Maka terjadilah Agresi Militer I yang berlangsung selama 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947.
Serangan tersebut adalah pelanggaran dari kesepakatan Perundingan Linggarjati. Padahal menurut Perundingan Linggarjati, Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera.
Baca Juga: Jadi Ikon Perayaan Natal, Bagaimana Sejarah Dikenalnya Sinterklas?
Akibatnya, Indonesia pun meminta bantuan internasional agar agresi ini tidak semakin berkepanjangan.
Dari bantuan tersebut, dibentuklah Komisi Tiga Negara oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Komisi Tiga Negara tersebut berisikan negara Belgia, Amerika Serikat, dan Australia.
Dari komisi tersebutlah disepakati Perundingan Renville yang lebih banyak merugikan Indonesia, karena kehilangan banyak wilayah strategis.
Perundingan ini pun gagal kembali mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan terjadilah Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.