Kalender Julian Berubah Menjadi Kalender Gregorian
Pada abad pertengahan, Paus Gregorius XIII menyempurnakan kalender Julian, teman-teman. Kalender itu dikenal dengan nama kalender Gregorian.
Beliau membuat perubahan pada kalender itu karena kalender Julian tidak selaras dengan kalender matahari.
Akhirnya, Paus Gregorius XIII menggunakan satu hari kabisat setiap empat tahun agar kalender itu bisa selaras. Inilah mengapa kita memiliki tahun kabisat setiap empat tahun sekali.
Tahun 2020 ini juga merupakan tahun kabisat, lo.
Beliau juga kembali menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama dalam satu tahun.
Kalender Gregorian ini pun mulai tersebar. Meskipun masih ada negara yang masih menggunakan kalender Julian sampai berabad-abad kemudian.
Sekarang, secara kalender Gregorian digunakan secara internasional dan masih ada kalender yang berlaku di beberapa budaya atau kepercayaan tertentu. Karenanya, ada juga pergantian tahun baru di beberapa budaya dan kepercayaan yang tidak jatuh pada 1 Januari.
Baca Juga: Tidak Selalu Muncul di Setiap Tahun, 29 Februari Sudah Ada Sejak Kapan, ya?
Hubungan Awal Tahun Baru dengan Musim dan Astronomi
Sebenarnya, di negara-negara belahan Bumi bagian utara, dimulainya tahun baru pada bulan Januari ini cukup masuk akal.
Ini karena Januari tiba setelah solstis musim dingin, yaitu masa terdingin, tergelap, dan tidak ada panen.
Kemudian, bulan Januari juag memasuki waktu di mana hari lebih panjang di mana orang-orang memiliki lebih banyak kegiatan, seperti bertani.
Oh iya, meski pembuat kalender zaman dulu belum mengetahuinya, dari sisi astronomi, bulan Januari juga merupakan waktu saat Matahari berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Kita mengenalnya dengan nama perihelion.
(Penulis: Cirana Merisa)
Yuk, lihat video ini juga!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.