Dikutip dari Kompas.com, semut ini adalah korban dari jamur ophiocordyceps unilateralis yang juga dikenal sebagai jamur semut zombi.
Jamur yang masuk ke aliran darah semut ini lalu membentuk jaringan yang membungkus otot semut.
Jaringan jamur pun lama-lama tumbuh dan membuat semut tak bisa lagi mengendalikan tubuhnya.
Saat terinfeksi jamur zombi, semut dipaksa memanjat tanaman terdekat ke ketinggian yang punya kelembapan dan suhu yang baik bagi jamur untuk berkembang.
Semut lalu dipaksa menggigit daun agar tidak jatuh dan tak pernah bergerak lagi. Setelah itu, jamur membentuk tangkai yang tumbuh keluar dari kepala semut.
Tangkai itu akan menghasilkan spora yang akan tersebar ke semut lain di bawahnya dan memakan banyak korban lagi.
Bagaimana dengan hewan besar atau manusia? Hingga saat ini, tidak ada perilaku zombi ditemukan di hewan besar atau manusia.
Baca Juga: Ular yang Ditemukan di Amerika Utara Ini Disebut Ular Zombie, Kenapa?
Perilaku Zombi di Film Menurut Sains
Meski zombi tidak ada di kehidupan nyata, perilaku zombi di film dapat dijelaskan dari sudut pandang sains atau ilmu pengetahuan, teman-teman.
Dilansir dari Kompas.com, profesor dan psikiater dari Harvard Medical School, Dr. Steven Schlozman, mencoba menjelaskan fenomena wabah zombi dari sudut pandang sains.
Pertama dari gaya berjalan zombi. Biasanya zombi digambarkan berjalan dengan terseok-seok dan sulit menjaga keseimbangan.