Contohnya, perusahaan penelitian luar angkasa, SpaceX, melaporkan setidaknya 40 dari 49 satelit Starlink miliknya rusak dan terbakar akibat diterjang badai Matahari yang memengaruhi cuaca luar angkasa.
Hampir seluruh satelit internet Starlink itu juga tercatat sudah memasuki atmosfer Bumi dan rusak.
Starlink SpaceX dilaporkan terbakar setelah diterjang badai Matahari itu berada di posisi yang tidak tepat.
Satelit internet Starlink SpaceX biasanya mengorbit pada ketinggian sekitar 550 kilometer.
Akan tetapi, ketika badai matahari menerjang puluhan satelit Starlink itu berada di jalur orbit yang lebih rendah, sekitar 210 km di atas Bumi sehingga menyebabkan satelit itu rusak parah.
Selain itu, peningkatan aktivitas matahari terhadap cuaca luar angkasa juga berpotensi dapat memengaruhi dunia penerbangan.
Hal ini juga berpengaruh pada teknologi lainnya seperti jaringan listrik dan radio.
Baca Juga: Benarkah Matahari Berwarna Kuning? Ini Fakta Menarik Matahari yang Perlu Diketahui
Oleh karenanya, perlu untuk memantau cuaca di luar angkasa yang disebabkan oleh adanya badai Matahari.
Bahaya Badai Matahari
Badai Matahari adalah gangguan magnetik di magnetosfer Bumi yang disebabkan oleh partikel energi dari matahari.
Badai Matahari bisa dikatakan sebagai ledakan di Matahari akibat reaksi dari zat-zat kimia di Matahari.