Dari penelitian terhadap laporan-laporan tersebut, 90 persen dari semua kasus dilaporkan terjadi dalam jarak 100 kilometer dari pusat gempa dan dalam waktu 60 hari setelah gempa.
Inilah menariknya! Kemiripan dari 90 persen kasus tersebut luar biasa menurut mereka.
Artinya, pertanda yang dimiliki hewan terhadap guncangan sebelumnya terjadi pada pola ruang dan waktu yang sangat mirip.
Woith dan rekan-rekannya menyimpulkan, beberapa perilaku hewan yang abnormal ini mungkin terkait dengan foreshock atau gempa awalan.
Namun, hal ini perlu peninjauan kembali dengan penelitian yang lebih spesifik tentang perilaku hewan saat gempa.
Sementara itu, manusia menggunakan sebuah aplikasi bernama Quake Alert untuk mendeteksi guncangan gempa beberapa detik sebelum terjadi.
Aplikasi ini mengandalkan jaringan sensor seismik, yang mendeteksi gelombang energi pertama yang terpancar dari gempa bumi, untuk memberi tahu semua orang sebelum gelombang geser terjadi.
Baca Juga: Gempa 6,2 M Mengguncang Pasaman Sumatra Barat, Getaran Terasa hingga Malaysia
Jenis-Jenis Gempa
- Gempa bumi tektonik, disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak.
Gempa bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan tektonik itu.
- Gempa Bumi vulkanik, disebabkan oleh aktivitas magma dan biasanya terjadi sebelum gunung api meletus.