Atas dorongan sang ibu, Ibu Latifah berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang di bawah naungan Universitas Columbia, New York.
Ibu Latifah berhasil menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi dengan lulus pada tahun 1941.
Hebatnya, Ibu Latifah menorehkan sejarah sebagai wanita Indonesia pertama yang berhasil mendapat ijazah dari perguruan tinggi di Amerika Serikat, lo!
Tokoh Pers yang Menginspirasi
Setelah pendidikannya selesai, Ibu Latifah pulang ke Indonesia pada tahun 1942 dan kemudian bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI).
Kemudian Bu Latifah bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku selama penjajahan Jepang.
Setelah itu, Bu Latifah menikah dengan Bapak Burhanuddin Mohammad Diah, yang saat itu bekerja di koran Asia Raja.
Baca Juga: Bercita-cita Jadi Jurnalis? Yuk, Berlatih dari Sekarang dengan Jadi Jurnalis Cilik!
Sejak saat itu, Bu Latifah aktif menulis sebagai insan pers (wartawan). Tulisan Bu Latifah berani menyuarakan perjuangan rakyat di masa penjajahan.
Oleh sebab itu, Bu Latifah menjadi salah satu tokoh pers wanita Indonesia yang sangat menginspirasi rakyat.
Bersama dengan rekannya, Debra H. Yatim, Bu Latifah sempat menulis buku 'Kembara Tiada Akhir' pada tahun 1993.
Ibu Latifah juga memiliki buku biografi berjudul 'An Endless Journey' atau 'Perjalanan Tiada Akhir'.