Kesuburuan di Kota Bagdad disebabkan kota ini dibangun di dekat sungai Efrat dan Tigris sehingga menjadi pusat pertumbuhan peradaban.
Bagdad menjadi pusat Dinasti Abbasiyah hingga lima abad berikutnya sejak tahun 762 Masehi yang didirikan oleh Abbasiyah al-Mansur.
Menurut sejarawan dan ahli geografi pada abad ke-9, Yaqubi, Bagdad dianggap sebagai pusat dunia tempat bagi ilmuwan, pemusik, sejarawan, ahli hukum, dan filsuf.
Alasan itulah yang mendasari Mansur untuk mendirikan peradaban di kota Bagdad.
Awalnya, kota Bagdad merupakan kawasan periferi, yang tidak memiliki pemerintahan yang kuat.
Awalnya denah kota ini dibangun dengan bentuk lingkaran yang dikelilingi tembok.
Pada bangunan luar dijaga dengan parit yang dalam dan terdapat empat gerbang utama sebagai pintu masuk ke kota Bagdad.
Baca Juga: Dongeng Anak: Pangeran dan Teratai Kumala #MendongenguntukCerdas
Era Keemasan Kota Bagdad
Sepeninggal al-Mansur, pada abad 800 Masehi Bagdad menjadi salah satu kota paling maju dengan ilmu dan teknologi yang tumbuh pesat.
Pada masa pemerintahan Sultan Harun al-Rasyid (786-809) dan Khalifah al-Ma'mun (813-833) merupakan era keemasan dan kejayaan Bagdad. Sultan Harun al-Rasyid juga mendirikan pusat perpustakaan atau peradaban Bait al-Hikmah yang bertahan hingga abad ke-13 Masehi.
Bait al-Hikmah merupakan pusat transfer ilmu pengetahuan dari berbagai penjuru dunia. Mulai dari Suriah, Iran, Persia, dan Yunani.