Bobo.id - Batik merupakan salah satu karya seni khas Indonesia yang keindahannya telah diakui dunia.
Pada materi kelas 5 SD Tema 9, teman-teman akan belajar tentang batik dan jenis-jenisnya.
Batik Indonesia umumnya dibedakan menjadi dua gaya berdasarkan ragam tata warna, motif, dan filosofinya.
Kedua batik itu yakni batik klasik atau yang biasa disebut sebagai batik pedalaman dan batik pesisir.
Sesuai namanya, batik pedalaman ini berkembang di daerah pedalaman, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.
Dulunya, batik pedalaman merupakan kain kebesaran dari keluarga keraton dan hanya boleh digunakan oleh kalangan raja dan petinggi keraton, lo.
Sedangkan batik pesisir ini berkembang di masyarakat yang tinggal di luar area keraton atau di daerah pesisir Pulau Jawa seperti Cirebon, Pekalongan, dan Madura.
Lantas, apa saja ya perbedaannya? Yuk, kita cari tahu bersama.
Motif Khas pada Batik Klasik dan Batik Pesisir
Baca Juga: Macam-Macam Batik dari Berbagai Daerah, Materi Kelas 5 SD Tema 9
Motif yang digunakan pada batik klasik tidak sembarangan, teman-teman. Setiap motifnya memiliki makna tersendiri.
Kebanyakan motif yang digunakan adalah morif geometris yang dipengaruhi oleh budaya Jawa-Hindu, seperti ornamen-ornamen candi yang ada di daerah Yogyakarta dan Surakarta.
Jika kita menemukan batik klasik dengan motif hewan, biasanya hewan itu tidak ditampilkan secara utuh, melainkan hanya digambarkan bagian tubuh tertentu saja.
Sedangkan pada batik pesisir, motif yang digunakan umumnya lebih bebas dan spontan.
Motif ini biasanya terinspirasi dari apa yang dilihat, misalnya bunga, kupu-kupu dengan kepala dan kaki yang digambarkan lengkap.
Walau begitu, tentu masing-masing motif memiliki makna sesuai dengan budaya masing-masing daerah.
Warna yang Digunakan pada Batik Klasik dan Batik Pesisir
Batik klasik atau batik pedalaman biasanya menggunkan tiga warna dasar yakni indigo blue/wedelan (biru gelap), sogan (cokelat seperti pohon soga), dan putih atau putih kecokelatan (cream).
Warna yang digunakan pada batik klasik ini adalah warna-warna alam yang tenang dan tidak mencolok.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 9, Soal-Soal Iklan Batik Jumputan
Sedangkan batik pesisiran sudah pasti punya kombinasi kebalikan dari warna gelap andalan batik klasik.
Dari motifnya yang tidak terikat dan ekspresif, warna yang digunakan pun juga sama ekspresifnya.
Contoh warna-warna terang yang sering digunakan pada batik pesisir, yakni merah, hijau, biru, oranye, ungu, bahkan merah muda.
Bisa jadi jadi dalam satu lembarannya, kita akan menemukan 3 atau 4 warna berbeda.
Tujuan Penggunaan Batik Klasik dan Batik Pesisir
Batik klasik biasanya dikenakan sebagai nyamping atau jarit (kain batik panjang) untuk acara resmi, teman-teman.
Penggunaannya tetap mempertahankan ukuran aslinya sekitar 2,5 x 1,1 meter. Dalam menggunakannya, bisa diwiru atau bisa juga digunakan untuk kemben.
Meski tak jarang kita menemukan batik klasik yang dijahit sebagai pakaian, namun penggunaannya lebih untuk acara pernikahan atau acara resmi lainnya.
Sedangkan penggunaan pada batik pesisir lebih sebagai model pakaian dan busana modern.
Baca Juga: Mengenal Batik Jumputan dan Cara Membuatnya, Materi Kelas 5 SD Tema 9
Kita bisa melihat penggunaan batik pesisir dalam berbagai variasi seperti gamis, dress hingga pakaian model terbaru yang menggunakan motif batik.
Nah, itulah pembahasan materi tentang perbedaan batik klasik dan batik pesisir. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman, ya.
Kuis! |
Darimana inspirasi motif-motif yang digunakan pada batik pesisir? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.