Mengapa di Indonesia Masih Sering Turun Hujan Meski Sudah Masuk Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

By Grace Eirin, Selasa, 24 Mei 2022 | 15:15 WIB
Meski telah memasuki musim kemarau, beberapa daerah di Indonesia masih mengalami hujan. (Francesco Ungaro/Pexels)

Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa bulan ini adalah waktu untuk wilayah Indonesia memasuki musim kemarau

Menurut BMKG, musim kemarau di Indonesia terjadi pada April-Oktober, sementara musim hujan pada Oktober-April.

Namun, mengapa pada bulan Mei ini, beberapa daerah di Indonesia masih mengalami hujan, ya? Supaya kita tahu alasannya, mari simak penjelasan dari BMKG berikut ini, yuk!

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, awal musim kemarau di Indonesia cukup variarif.

Beberapa daerah memang sudah memasuki kemarau pada April, tetapi banyak daerah baru masuk kemarau pada Mei dan Juni.

Bapak Miming memberikan conton seperti wilayah Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bekasi, dan Tengerang bagian utara masih mengalami awal musim hujan mulai Mei.

Sedangkan wilayah lainnya di bagian selatan diprediksikan masuk di awal Juni. Penjelasan tersebut disampaikan Bapak Miming melalui Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Oleh karena itu, beliau menyebut beberapa daerah masih mengalami periode peralihan atau pancaroba.

Baca Juga: Mengenal Pluviophiles, Sebutan bagi Orang Penyuka Hujan, Kamu Termasuk?

Prediksi Musim Kemarau

Dalam rincian prediksi yang dikeluarkan BMKG pada Maret 2022, dari total 342 zona musim di Indonesia, sebanyak 29,8 persen diprediksi mengawali musim kemarau pada April.

Zona yang mulai memasuki musim kemarau pada April adalah sebagian kawasan Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.

Kemudian sebanyak 22,8 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Mei 2022 yang meliputi sebagian Bali, Jawa sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.

Sementara itu, sebanyak 23,7 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022.

Wilayah-wilayah tersebut adalah Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.

Untuk 23,7 persen wilayah lainnya, awal musim kemarau tersebar pada Januari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Pengaruh Sirkulasi Siklonik

Selain karena periode peralihan, munculnya hujan di masa awal musim kemarau juga dipengaruhi oleh adanya sirkulasi siklonik.

Baca Juga: Mengapa Hutan Hujan Berperan Penting untuk Menopang Kehidupan di Bumi?

Bapak Miming menjelaskan, sirkulasi siklonik terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.

Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Bengkulu.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik.

Potensi hujan juga terjadi di sepanjang daerah konvergensi tersebut termasuk wilayah Jawa bagian barat.

Gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rosby yang ada di sekitar Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian barat, Kalimantan, dan Maluku juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

(Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Kuis!

Ada berapa zona musim di Indonesia menurut BMKG?

Petunjuk: Cek di halaman 2!

Tonton video ini, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.