Subvarian Omicron BA.2.75 Sudah Teridentifikasi di Indonesia, Ini Penjelasannya

By Grace Eirin, Selasa, 19 Juli 2022 | 14:00 WIB
Omicron Centaurus telah teridentifikasi di 15 negara, salah satunya Indonesia. (pikisuperstar/freepik)

Centaurus bukan nama resmi yang dipakai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli Virologi Kanada Dr Angela Rasmussen menyampaikan bahwa komunitas medis harus terus menyebutnya sebagai subvarian BA.2.75.

Gejala Omicron Centaurus

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan subvarian BA.2.75 turunan dari Omicron BA.2, yang hampir bahkan bisa berpotensi sama dengan Delta. 

Berdasarkan kasus di beberapa negara lain, mutasi virus ini memiliki tingkat penularan yang relatif cepat, meskipun sakitnya lebih ringan. 

Adapun gejala yang terjadi jika seseorang mengalami Omicron Centaurus adalah hampir seperti pilek dan flu. 

Seseorang yang mengalami Omicron Centaurus juga merasakan gejala sakit tenggorokan dan sakit kepala.

Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Ramsay Hunt Syndrome Terjadi pada Orang yang Pernah Cacar Air

Tim di balik aplikasi ZOE Covid Symptom Study Inggris mengumpulkan data untuk mengetahui gejala Omicron Centaurus ini. 

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa bahwa sakit tenggorokan yang disebabkan oleh Omicron Centaurus berlangsung kurang dari lima hari dan akan berangsur membaik dengan cepat.

Jadi, jika sakit tenggorokan berlangsung lebih dari lima hari, mereka menambahkan, kemungkinan besar bukan Covid-19.

Nah, itulah penjelasan mengenai Omicron Centaurus, teman-teman.