Dongeng Anak: Apel Tertawa dan Apel Menangis #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Jumat, 2 Desember 2022 | 17:30 WIB
Dongeng Anak: Apel Tertawa dan Apel Menangis (Designed by Canva)

Pangeran Bahrom bercerita tentang kutukan si nenek yang kendinya ia lempari. Dengan berat hati, sang raja akhirnya mengizinkan putra tunggalnya pergi.

“Mungkin ini sudah waktunya kau belajar bertanggung jawab dan mandiri,” kata sang raja sedih.

Pangeran Bahrom akhirnya memulai perjalanannya. Ia naik ke bukit, menuruni lembah, dan berkuda di padang rumput luas. Sampai suatu sore, di saat hari mulai gelap, ia tiba di sebuah mata air. Di tempat itu, ia melihat seorang nenek yang sedang mengambil air. Tidak seperti sikapnya yang sebelumnya, kali ini Pangeran Bahrom menyapa nenek itu dengan ramah,

"Nek, bolehkan saya bermalam di rumah Nenek semalam ini saja? Hari mulai gelap, dan saya tidak tahu harus menginap di mana.”

"Aku hanya memiliki pondok kecil. Saking kecilnya, kalau aku berbaring, kakiku berada di luar pondok. Di mana aku harus meletakkanmu di pondokku itu?” ujar si nenek ketus.

Pangeran Bahrom mengeluarkan segenggam koin emas dan meminta tolong nenek itu mencarikan tempat untuknya. Begitu melihat emas, berkatalah nenek itu,

"Ayolah, anakku, aku punya rumah besar! Kau bisa menginap di tempatku!”

Mereka lalu pulang bersama. Ketika duduk di meja makan, Pangeran Bahrom bertanya, "Katakan padaku, Nek, di mana aku bisa menemukan Apel Tertawa dan Apel Menangis?”

Nenek itu langsung memukulnya, "Diam! Nama itu dilarang disebut!"

Pangeran Bahrom kembali mengeluarkan segenggam koin emas. Mata nenek itu seketika bersinar dan berkata gembira,

"Bangunlah pagi-pagi sekali, dan seberangi gunung di depan rumahku. Di sana kau akan bertemu gembala yang bekerja di istana, tempat Apel Tertawa dan Apel Menangis disimpan. Kalau kau bisa membujuk si gembala, kau bisa masuk ke sana. Tetapi berhati-hatilah! Setelah kau mendapat apel itu, segeralah kembali padaku."

Baca Juga: Dongeng Oki dan Nirmala: Perbedaan Petir dan Kilat #MendongenguntukCerdas