Cerpen Anak: Nyanyian Subuh #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Jumat, 6 Januari 2023 | 20:00 WIB
Cerpen Anak: Nyanyian Subuh (@bnpdesignstudio via Canva)

Meta yang dimaksud Datuk adalah salah satu sepupu Bu Dini, seorang penyanyi profesional yang sangat terkenal. Runi dan Rudi memanggilnya Tante Meta. Bertahun-tahun yang lalu, Tante Meta pernah menjadi penghuni rumah besar ini.     

Kedatangan Tante Meta menjadi perbincangan Runi sepanjang hari itu. Runi sangat mengagumi Tante Meta. Selain bersuara indah, Tante Meta juga memiliki rambut panjang yang indah. Setiba dari sekolah, Runi dan Rudi disambut oleh nyanyian merdu Tante Meta.

“Siapakah yang datang? Apakah Runi dan Rudi tersayang?” tanya Tante Meta. Sapaan itu disampaikan dengan nyanyian.

Kedua anak itu langsung berlari menghampiri Tante Meta. Mereka berdua girang sekali. Runi bahkan sampai melompat-lompat kegirangan.   

Sepanjang sore itu, Runi memaksa Tante Meta untuk bercerita. Tante Meta suka bercerita dengan lagu. Hampir setiap kata yang keluar dari mulutnya menggunakan nada yang merdu. Lagu itu bertambah indah dengan iringan gitar yang dimainkan oleh Om Pras, suami Tante Meta. Sesekali Om Pras juga ikut menyanyi.  Datuk pun ikut menyanyikan lagu yang dilatihnya pagi tadi.

Tak terasa, malam pun tiba. Tibalah waktunya untuk beristirahat. Runi dan Rudi yang kelelahan langsung ketiduran di kamar mereka masing-masing. Tidur nyenyak mereka berakhir saat subuh. Baik Runi maupun Rudi terbangun.

Bip… bip… Terdengar bunyi telepon genggam Rudi. Runi mengirimkan pesan dari kamar sebelah.

“Rudi, kamu dengar suara itu?” tanya Runi lewat teks.

Rudi memusatkan perhatiannya. Samar-samar ia mendengar suara yang makin lama makin tinggi. Suara itu kadang-kadang terdengar jauh, kadang terdengar dekat. Rudi tak kunjung membalas pesan Runi karena mencoba menebak asal suara itu. Runi yang tak tahan menunggu terlalu lama akhirnya menelepon Rudi.

“Rudi, kamu dengar suara itu?” tanya Runi sekali lagi. Kali ini langsung dengan suaranya, tidak lagi melalui teks.

Belum sempat Rudi menjawab, ia sudah dikagetkan oleh suara pintu yang dibuka Runi. Runi masih berbicara dengan telepon genggam menempel di telinga walaupun ia telah bertemu langsung dengan Rudi.

Baca Juga: Cerpen Anak: Memahat Batu #MendongenguntukCerdas