Bobo.id - Di Indonesia, cacing tinggal di dalam tanah yang bersuhu hangat, namun tahukah kamu bahwa ada cacing yang bisa hidup di es?
Faktanya, ada sejumlah organisme termasuk cacing es yang membentuk ekosistem di gletser yang dianggap hanya hamparan es tandus.
Apa itu gletser? Menurut Live Science, gletser adalah sungai es raksasa yang terbentuk selama ribuan tahun saat salju berubah menjadi es.
Dilansir dari National Geographic, terdapat cacing es yang dapat hidup dengan baik di gletser di wilayah Amerika Utara bagian barat.
Yuk, cari tahu bagaimana cara cacing es bertahan hidup di permukaan es!
Mengenal Cacing Es
Cacing es (Mesenchytraeus solifugus) merupakan cacing yang panjangnya hanya sekitar setengah inci atau 1 sentimeter, dengan ketipisan tubuh seperti benang.
Cacing es ini lebih banyak ditemukan di gletser seluruh Pasifik barat laut, Kolombia, dan Alaska.
Cacing berwarna hitam ini akan muncul pada sore dan malam saat musim panas, untuk memakan ganggang, mikroba, dan detritus di permukaan gletser.
Melansir dari kemdikbud.go.id, detritus adalah fragmen (hancuran) dari organisme (hewan dan tumbuhan) yang mati dan sisa organisme.
Ketika mendekati munculnya matahari, cacing es akan menggali ke dalam permukaan es gletser. Uniknya, di musim dingin, cacing es akan menghilang.
Baca Juga: Disebut Hewan Penggali, Ini 5 Spesies Hewan yang Hidup di Bawah Tanah, Salah Satunya Rayap
Cara Bertahan Hidup
Lalu, bagaimana cara cacing es bertahan hidup? Terdengar mustahil, ternyata cacing es dapat berkembang biak di titik beku air.
Menurut banyak ilmuwan dan peneliti, titik beku air adalah tempat yang tidak mungkin digunakan kebanyakan makhluk hidup untuk memperbanyak diri.
Namun, dengan penelitian yang serius, para ilmuwan menemukan bahwa cacing es justru bisa bertoleransi dengan suhu ekstrem seperti es.
Daniel Shain, seorang peneliti dari Universitas Rutgers telah mempelajari bagaimana kehidupan cacing es.
Sayangnya, ketika gletser menghilang, cacing es juga ikut menghilang.
Artinya, ketika banyak gletser mencair karena pemanasan global, maka cacing es juga terancam keberadaannya.
Misteri Cacing Es
Menurut hukum biologi, saat suhu lingkungan menurun, maka reaksi tubuh akan melambat diikuti dengan tingkat energi yang menurun.
Hewan berdarah panas harus membakar energi untuk bertahan hidup ketika suhu mulai dingin.
Sedangkan hewan berdarah dingin akan menjadi hewan yang tidak aktif dan bergerak lamban saat cuaca terlalu dingin.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini Cara Mencuci Kangkung yang Benar Agar Terbebas dari Bakteri
Tapi, hukum biologi itu tidak berlaku pada cacing es, yang justru meningkatkan energi ketika cuaca semakin dingin.
Cacing es memiliki banyak melanin, pigmen yang membantu melindungi kulit manusia dari radiasi ultraviolet.
Jika pada manusia, melanin terdapat pada kulit, melanin cacing es tersebar di otak, usus, dan ototnya.
Para ilmuwan berpendapat mungkin dengan melanin inilah cacing es bisa menciptakan energi dalam berbagai situasi mendesak.
Cacing es juga tumbuh dengan cepat pada suhu 32 derajat Fahrenheit, dan hanya hidup di gletser pesisir.
----
Kuis! |
Kapan cacing es akan keluar ke permukaan gletser? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.