“Bayu, aku bawa buku cerita detektif terbaru,” pamer Rudi saat bertemu Bayu di taman sekolah.
“Wah, aku belum baca, nih. Kapan-kapan aku pinjam, ya,” kata Bayu sambil berjalan pergi.
“Bayu, ini bawa aja. Kamu boleh pinjam sekarang, kok,” ujar Rudi.
“Bayu, ayo cepat! Kita sudah ditunggu di lapangan,” panggil seorang anak laki-laki.
Amir, anak yang memanggil Bayu itu juga anggota tim sepak bola. Saat itu memang waktunya latihan sepak bola. Sepertinya Bayu sudah terlambat karena semua anggota tim sudah berada di lapangan sepak bola. Bayu segera menyusul Amir yang sudah lebih dulu berlari ke lapangan. Pelan-pelan, Rudi memasukkan buku cerita detektif itu ke dalam tasnya. Ia memandang sahabatnya dengan sedih.
Esoknya, Rudi kembali bertemu dengan Bayu. Mereka bertemu setelah jam pelajaran sekolah. Saat itu, mereka sedang menunggu mobil jemputan.
“Rudi, mana buku detektifnya? Boleh aku pinjam?” tanya Bayu.
“Tentu saja. Nih,” jawab Rudi sambil menyodorkan bukunya.
Setelah mengucapkan terima kasih, Bayu segera berlari meninggalkan Rudi. Bayu menunjukkan buku itu pada Amir. Dari jauh Rudi melihat, Amir mengambil buku yang disodorkan Bayu itu. Tak lama kemudian, Bayu dan Amir masuk ke mobil jemputan yang sama.
“Rudi, ayo pulang. Mobil jemputan Pak Wandi sudah datang,” panggil Runi.
Panggilan itu memecahkan lamunan Rudi. Diam-diam Rudi kesal melihat Bayu dan Amir. Dia merasa Amir telah merebut sahabatnya. Namun, Rudi tidak terlalu memikirkannya sampai ia bertemu kembali dengan Bayu dan Amir beberapa hari kemudian.
Baca Juga: Cerpen Anak: Pertemuan di Atas Andong #MendongenguntukCerdas