“Aha! Aku tahu,” pekik Bayu.
Tangannya segera menyambar roti gosong itu. Dari dalam setangkup roti gosong itu Bayu mengeluarkan sebuah anak kunci. Anak kunci itu besar dan berat.
“Itu kunci perpustakaan,” kata Rudi lantang.
Rudi segera mengambil kunci itu dari tangan Bayu. Ketiga anak itu menjadi penuh semangat. Mereka sudah bersiap-siap meninggalkan ruang makan ketika terdengar suara bernada tinggi.
“Mau ke mana kalian? Habiskan dulu makanannya,” tegur Bu Dini tegas. Ia memang mengajarkan anak-anaknya untuk menghabiskan makanan yang diambil.
Keempat anak itu tetap duduk di tempatnya sambil mengunyah roti bakar. Mereka sudah tidak sabar untuk menghabiskannya. Sementara itu, Datuk sudah lebih dulu meninggalkan ruang makan.
“Ayo kita ke perpustakaan,” ajak Amir yang sudah tak sabar.
Rudi segera memasukkan anak kunci ke lubang kunci. Kreeek… Pintu besar itu terbuka.
“Selamat datang di gudang harta karun,” sambut Datuk.
“Lo? Kok, Datuk ada di dalam? Bagaimana masuknya?” tanya Bayu.
“Datuk juga punya kunci,” kata Datuk sambil menunjukkan kuncinya.
Baca Juga: Cerpen Anak: Pertemuan di Atas Andong #MendongenguntukCerdas