Kekacauan di pusat Kerajaan Demak timbul setelah wafatnya Sultan Trenggana dalam ekspedisi di Panarukan.
Arya Penangsang, anak dari Pangeran Seda ing Lepen, tidak menyukai pengangkatan Sunan Prawata sehingga dilakukan upaya balas dendam.
Syltan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat kemudian pergi ke Kudus dalam rangka memperjuangkan keadilan kepada Sunan Kudus.
Namun dalam perjalanan pulang, Sultan Hadlirin justru dibunuh oleh para utusan Arya Penangsang, teman-teman.
Ratu Kalinyamat kemudian pergi bertapa ke Gunung Danaraja yang berada di sebelah utara Sungai Jepara.
Ia meninggalkan keraton dan kemewahannya. Ia berjanji akan memberikan kekuasaan pada orang yang dapat menghabisi Arya Penangsang.
Akhirnya, Arya Penangsang berhasil dikalahkan oleh Sultan Hadiwijaya dengan bantuan beberapa orang kepercayaannya.
Setelah kekalahan Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat pun dikenal sebagai wanita penguasa di Jawa.
Bagaimana Kekuatan Maritim Jepara pada Masa Ratu Kalinyamat Berkuasa?
Sejak pertengahan abad ke-16 (1549), Ratu Kalinyamat tampil sebagai salah satu tokoh penting yang berpengaruh di pantai utara Jawa.
Di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat, Jepara kemudian berkembang pesat terutama di bidang pelayaran dan perdagangan.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Bagaimana Relasi Persatuan Maluku dan Papua pada Masa Sultan Nuku?