Penduduk desa jadi bisa menyeberang dengan mudah untuk pergi ke desa lain atau ke kota. Tak perlu berjalan jauh mengitari gunung.
Sayangnya, Pertapa Suci dan penduduk desa tidak punya keahlian untuk membangun jembatan. Di saat Pertapa Suci sedang berpikir, muncullah Siluman Sungai di hadapannya.
“Aku bisa membantumu membangun jembatan. Tetapi ada syaratnya!” ujar Siluman Sungai.
“Apa syaratmu?” tanya Pertapa Suci penasaran.
“Setelah jembatan itu jadi, berikanlah beberapa orang penduduk desa untukku!”
Pertapa Suci berpikir sejenak. Ia lalu mengangguk dan berkata, “Aku berjanji, setelah jembatan itu jadi, kamu boleh memiliki tubuh siapa pun yang pertama kali melintasi jembatan itu!” janji Pertapa Suci.
Siluman Sungai tampak berpikir ragu. “Hmmm… Aku ragu, apakah kamu bisa menepati janjimu. Tapi, aku akan tagih janjimu nanti!” kata Siluman Sungai akhirnya.
Di saat itu juga, Siluman Sungai pun membangun jembatan di atas sungai itu. Lengkung jembatan itu dan bayangannya di air sungai, membentuk lingkaran yang indah.
Kini, desa terpencil di bukit itu bisa terhubung dengan desa di seberang sungai.
Malam harinya, setelah jembatan itu selesai dibangun, Siluman Sungai menunggu di tengah jembatan. Ia tak sabar menunggu orang pertama yang akan melintasi jembatan itu. Tubuh orang itu akan menjadi miliknya.
Tiba-tiba, Siluman Sungai mendengar suara…
Baca Juga: Dongeng Anak: Lukisan Kucing #MendongenguntukCerdas