Dongeng Anak: Putri Cangkuang Membolos #MendongenguntukCerdas

By Iveta Rahmalia, Jumat, 10 Maret 2023 | 20:15 WIB
Dongeng anak dari Majalah Bobo kali ini menceritakan Putri Cangkuang. (Freepik)

Motifnya bagus sekali. Ada gelang emas mewah melingkari tangannya. Milaka dan anak itu saling menatap. Sama-sama bingung.

“Putri Cangkuang!” panggil seseorang dari balik semak. Anak itu menoleh sekilas lalu melompat ke depan, membekap mulut Milaka dan menariknya ke semak yang lain. Waktunya nyaris bersamaan dengan kemunculan seorang perempuan berkemben dan berkonde, dari semak.

“Sstt…” bisik anak perempuan yang masih saja membekap mulut Milaka. Milaka terpaksa mengangguk. Akhirnya, perempuan berkemben dan berkonde itu pergi juga. Barulah anak itu melepaskan Milaka.

Anak itu ternyata Putri Cangkuang. Perempuan berkemben dan berkonde itu adalah dayangnya. Putri Cangkuang sedang kabur dari pelajaran meracik obat.

Katanya sebagai putri Kerajaan Cangkuang, ia memiliki kesaktian alami untuk mengobati orang. Tetapi kekuatan itu tidak bisa digunakan begitu saja. Banyak sekali yang harus dipelajari dan dilatih olehnya.

Namun, Putri Cangkuang malas. Ia lebih suka bermain-main di danau yang mengelilingi Kerajaan Cangkuang. Hihihi… Milaka jadi tertawa. Ternyata, zaman dulu dan zaman sekarang, putri dan anak sekolah biasa, semua sama saja. Malas belajar dan suka bolos! Ia dan teman-temannya juga suka bolos sekolah atau les. Bedanya, di zaman modern, Milaka dan teman-temannya akan pergi nonton atau duduk-duduk di kafe di mall dekat sekolah.

Putri Cangkuang mengajak Milaka ke tempat persembunyiannya di tepi danau. Wah, di sana ada banyak mainan menarik. Mereka pun bermain bersama. Tiba-tiba, wussshh! Angin kencang bertiup. Daun-daun berguguran di sekitar mereka.

Putri Cangkuang melihat ke langit dan tersentak! Langit di atas mereka berwarna kehijauan. Aneh sekali.

“Putri Cangkuang! Putri Cangkuang! Tolong!” panggil dayang Putri Cangkuang. Putri Cangkuang keluar dari persembunyiannya dan menyongsong dayang itu, “Bibi Dayang,” sahut Putri Cangkuang.

“Putri, tolong. Ada wabah penyakit di desa ini. Raja dan Ratu juga terkena penyakit itu. Hanya Putri yang bisa mengobati semuanya,” cerita Bibi Dayang sambil menarik tangan Putri Cangkuang ke istana. Milaka mengikuti mereka.

Sesampai di kamar Raja dan Ratu, Putri Cangkuang memeriksa keadaan mereka yang terbaring tidak sadarkan diri. Putri Cangkuang lalu tercenung. Lama sekali. Sementara itu, di luar kamar Raja dan Ratu, korban penyakit aneh itu semakin bertambah.

Baca Juga: Dongeng Anak: Bebek-Bebek #MendongenguntukCerdas