Gas karbon dioksida kemudian akan bergabung dengan cairan membentuk minuman bersoda yang bisa menghasilkan gelembung.
Ini juga terjadi pada lautan, teman-teman, yang mendapatkan gas karbon dioksida dari manusia.
Faktanya, sejak adanya Revolusi Industri, manusia telah menambahkan 400 miliar ton karbon ke atmosfer.
Nah, sebagian besar karbon ini berbentuk gas karbon dioksida yang disedot lautan sekitar 25 persen dari seluruh emisi karbon dioksida di alam.
Penyerapan gas karbon dioksida oleh lautan memang dapat mengurangi emisi, tapi berdampak buruk bagi kehidupan laut.
Tercatat dalam penelitian, sejak Revolusi Industri hingga sekarang, permukaan lautan mengalami penurunan pH sebanyak 0,1.
Meski terlihat kecil, sebenarnya air di laut menjadi 28 kali lebih asam daripada sebelum Revolusi Industri.
Dampak Pengasaman Laut
Tidak boleh disepelekan, terjadinya pengasaman lautan ini memberikan dampak buruk.
Adapun dampak semakin asamnya air laut dapat merusak cangkang kerang, memperlambat pergantian kulit kepiting, lobster, dan mengganggu kemampuan indra penciuman ikan.
Baca Juga: Hebat! Begini 5 Cara Ajaib Tubuh Manusia Sembuhkan Sakit Tanpa Obat
Joanie Kleypas menyebutkan terumbu karang merupakan hewan yang sudah pasti akan merasakan dampak buruk pengasaman laut.