5 Dampak Penjajahan Jepang terhadap Kehidupan Sosial Budaya di Indonesia

By Grace Eirin, Rabu, 5 April 2023 | 07:30 WIB
Dampak positif dan negatif penjajahan Jepang terhadap kehidupan sosial budaya di Indonesia. (Freepik)

Jenjang sekolah ini masih digunakan hingga saat ini, yaitu sekolah dasar enam tahun, sekolah menengah pertama tiga tahun, dan sekolah menengah atas tiga tahun. 

2. Adanya Strata Masyarakat

Selain menciptakan sekolah berjenjang, Jepang juga membentuk sistem sosial bernama Tonarigumi, untuk mengawasi aktivitas politik Indonesia. 

Tonarigumi adalah kerukunan tetangga yang dibuat oleh tentara Jepang untuk memudahkan mengenal dan mengawasi warga. 

Setiap Tonarigumi membawahi 10-20 kepala rumah tangga, yang diketuai oleh Kumico (sekarang disebut RT). 

Setiap satu bulan sekali, para Kumico akan melakukan rapat secara berkala untuk melaporkan hasil pemantauan yang didapatkan. 

Menurut sejarahnya, Kekaisaran Jepang sudah berhasil mengumpulkan 508.745 Tonarigumi yang terdiri dari 8.967.320 kepala rumah tangga di seluruh Jawa. 

3. Kumiyai Cikal Bakal Koperasi

Jepang juga membentuk suatu badan yang didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, bernama Kumiyai. 

Kumiyai ini merupakan lembaga ekonomi yang berupa koperasi model Jepang yang bertujuan untuk melindungi kepentingan ekonomi pribumi. 

Pada masa penjajahan, Jepang memerintahkan seluruh wiraswasta untuk menerapkan Kumiyai agar dapat diawasi melalui koperasi tersebut. 

Hingga kini, Kumiyai telah berkembang menjadi koperasi yang masih digunakan oleh masyarakat Indonesia. 

Jadi, Jepang turut memengaruhi kehidupan sosial budaya dengan mendukung pendidikan dan ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Melengkapi Tabel Perlawanan Rakyat Pada Pendudukan Jepang, Cari Jawaban IPS