Lama kelamaan, pemerintah Jepang menyadari hal itu dan akhirnya membubarkan Putera dan digantikan dengan Barisan Pelopor.
Sama seperti Putera, Barisan Pelopor yang dipimpin Sukarno ini pun selalu melakukan kampanye perjuangan kemerdekaan.
2. Gerakan Bawah Tanah
Larangan berdirinya partai politik pada zaman Jepang mengakibatkan sebagian tokoh perjuangan melakukan gerakan bawah tanah.
Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan melalui kegiatan tidak resmi dan tanpa sepengetahuan Jepang (sembunyi-sembunyi).
Dalam melakukan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, mereka terus melakukan konsolidasi atau pengukuhan.
Mereka menggunakan tempat-tempat yang strategis, seperti asrama pemuda untuk melakukan berbagai pertemuan.
Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin.
Para tokoh itu terus memantau Perang Pasifik melalui radio bawah tanah karena Jepang melarang pesawat komunikasi.
Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal/keras karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.
3. Perlawanan Bersenjata
Selain itu, ada berbagai perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
Mulai dari perlawanan rakyat Aceh, perlawanan Singaparna, perlawanan Indramayu, hingga perlawanan PETA. Berikut penjelasannya:
Baca Juga: Apa Saja Faktor yang Menyebabkan Bangsa Jepang Mundur dari Indonesia?