Hasil panen tersebut wajib dijual ke pemerintah Belanda dengan harga yang sudah ditetapkan. Harganya diketahui sangat murah.
Namun, tanah desa yang digunakan petani untuk tempat tinggal dan menanam tanaman kebutuhan sendiri dikenakan pajak.
Sementara itu, jika ada masyarakat yang tidak punya tanah garapan, maka ia harus bekerja di kebun milik pemerintah Belanda selama 66 hari.
Dampak Negatif Sistem Tanam Paksa
Dilansir dari Kompas.com, sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintah kolonial menyebabkan berbagai dampak negatif, yakni:
1. Kemiskinan
Sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintah kolonial terhadap rakyat Indonesia menyebabkan rakyat menjadi semakin miskin.
Ini karena warga Indonesia hanya bisa menanam komoditas yang terbatas, yakni komoditas yang punya nilai jual tinggi.
Hal ini membuat perkembangan ekonomi Indonesia menjadi terhambat karena rakyat sulit memperluas usaha mereka.
Sayangnya, komoditas ini dijual ke pemerintah Belanda dengan harga yang relatif rendah dan tidak menguntungkan rakyat sama sekali.
Sistem tanam paksa ini kemudian membuat rakyat yang ikut dalam tanam paksa menjadi tak bisa memenuhi kebutuhannya.
2. Timbul Kelaparan
Kegiatan tanam paksa menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana, sehingga angka kematian pun meningkat tajam.
Bahaya kelaparan ini menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di beberapa daerah, seperti Cirebon, Demak, dan Grobogan.
Baca Juga: Mengenal Sistem Tanam Paksa dari Aturan hingga Penyimpangannya