Gerhana matahari hibrida terjadi keitika jarak bulan mendekati batas bayangan umbra, untuk mencapai Bumi.
Bulan berada pada jarak yang tepat dari Bumi, sehingga puncak bayangannya yang berbentuk kerucut berada sedikit di atas permukaan Bumi.
Pada gerhana matahari hibrida terjadi dua proses, yaitu kita akan melihat posisi 'cincin api' dalam waktu singkat, kemudian dilanjutkan dengan gerhana matahari total.
Selain gerhana matahari, contoh lain fenomena okultasi adalah gerhana bulan.
Okultasi gerhana bulan ini membuat kita melihat permukaan bulan berwarna merah kecokelatan karena menangkap cahaya yang dipantulkan di tepi atmosfer bumi.
Penting diketahui semua orang, bahwa fenomena okultasi tidak hanya terjadi di bumi, atau dapat terlihat di mana saja di alam semesta.
Ini dibuktikan ketika astronot Apollo 12 terbang melewati bayangan bumi dan melihat gerhana matahari dalam perjalanan pulang dari bulan.
Okultasi Planet
Faktanya, okultasi juga bisa terjadi pada planet. Okultasi paling terkenal terjadi pada tahun 1977, kondisi ketika Uranus bergerak di depan sebuah bintang.
Menurut NASA, saat okultasi Uranus tersebut terjadi, bintang akan mengeluarkan cahaya berkedip-kedip ketika mendekati Uranus, kemudian muncul lagi saat menjauhi planet.
Tidak hanya terjadi antara bintang dan planet, peristiwa okultasi juga menyebabkan planet melewati planet lain.
Baca Juga: Meski Terlihat Bulat, Matahari Bukan Bola Padat Layaknya Planet, Ini Bentuk Aslinya