Selain digunakan untuk menetapkan awal puasa, Sidang Isbat juga digelar untuk menentukan Idulfitri dan Iduladha.
Awal Mula Sidang Isbat di Indonesia
Tahukah teman-teman? Ternyata, Sidang Isbat baru dilakukan secara rutin setelah lima tahun Indonesia merdeka, lo.
Sebelumnya, masyarakat dan pemerintah Indonesia menetapkan bulan Ramadan dan Idulfitri tidak melalui Sidang Isbat.
Hal ini karena pada saat itu negara Jepang masih berkuasa. Jepang tidak mengurusi penetapan awal Ramadan dan Idulfitri.
Hal ini membuat awal Ramadan dan Idulfitri hanya didasarkan pada perhitungan masing-masing kelompok masyarakat.
Inilah yang membuat masyarakat zaman dahulu kerap mengawali puasa dan merayakan Idulfitri di tanggal berbeda.
Lima tahun setelah merdeka, Indonesia menjalankan pemerintah sendiri, dan mulai melakukan Sidang Isbat setiap tahunnya.
Awalnya, Sidang Isbat dilakukan menteri agama dengan mendengarkan berbagai paparan dari ulama serta organisasi Islam.
Dari mendengar beberapa pendapat itu, menteri agama akan memutuskan awal Ramadan, Idulfitri, maupun IdulAdha.
Seiring berjalannya waktu, kemenag membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) pada 1972 agar pelaksanaan Hari Raya Islam lebih seragam.
Badan Hisab Rukyat ini terdiri dari para ahli agama Islam dan astronom yang bisa memberi saran atas dasar ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Disampaikan Kemenag dari Hasil Sidang Isbat, 1 Ramadan Jatuh pada 3 April 2022