Normalnya, angin barat yang bertiup dari barat ke timur pasifik membawa air hangat ke timur, sehingga membuat suhu air di pasifik barat lebih dingin.
Sementara itu, di pasifik timur, air yang hangat di permukaan laut akan tenggelam dan tergantikan oleh air yang lebih dingin dan kaya akan nutrisi dari kedalaman laut.
Sehingga ini menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan plankton dan kehidupan laut.
Namun, saat terjadi El Nino, angin barat yang biasanya bertiup ke timur pasifik melemah atau bahkan terbalik arah.
Akibatnya, air hangat yang seharusnya tertahan di pasifik barat akan mengalir ke pasifik timur, sehingga membuat suhu air di pasifik timur menjadi lebih hangat.
Perubahan suhu air yang drastis ini dapat mengganggu sistem cuaca global dan mempengaruhi pola curah hujan di beberapa wilayah.
Penyebab terjadinya perubahan arah atau kekuatan angin ini masih belum sepenuhnya dipahami.
namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain adalah fluktuasi suhu permukaan laut di kawasan tropis, perubahan suhu permukaan laut di Samudra Hindia dan Samudra Atlantik, serta aktivitas vulkanik di beberapa wilayah.
Secara keseluruhan, El Nino adalah fenomena alamiah yang rumit dan masih menjadi subjek penelitian ilmiah yang terus berkembang, teman-teman.
Namun, pengamatan dan pemodelan atmosfer dan samudra telah membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana fenomena ini terjadi dan bagaimana dampaknya terhadap cuaca dan lingkungan di seluruh dunia.
Dampak El Nino