Dongeng Anak: Harta Karun #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Kamis, 27 April 2023 | 18:30 WIB
Dongeng Anak: Harta Karun (Designd by Canva)

Pada suatu malam, Gendon mengendap-endap di balik semak. Dia melompati pagar, lalu menyelinap ke dalam kamar Tuan Abu. Dalam benaknya terbayang gelimang uang dan perhiasan.

Gendon membobol pintu kamar. Waaah… bola matanya berbinar-binar. Di sudut ruangan, berdiri sebuah lemari berpintu empat. Tentu harta Tuan Abu tersimpan di sana. Dengan hati-hati Gendon membobol pintu lemari. Diperiksanya setiap laci. Tak ada tumpukan uang seperti yang diidamkan, apalagi perhiasan! Pencuri rakus itu membuka laci lemari satu persatu. Hanya ada tumpukan pakaian, dokumen, perjanjian jual-beli, kuitansi, dan…hei! Sepucuk surat usang yang kertasnya telah menguning. Gendon penasaran. Dibacanya isi surat tersebut.

Kepada Abu sahabatku,

Jaga baik-baik harta karun kita. Harta karun yang tak ternilai harganya. Ingat, jangan sampai lupa letak persembunyiannya. Di bawah pohon sawo kecik di pinggir Kali Jaba. Kamu harus berjanji untuk menyimpan rahasia ini.

                                                                                                               Bano           

Alangkah terkejutnya Gendon membaca tulisan itu. Tentu ini surat wasiat. Petunjuk harta karun! Buru-buru diselipkannya surat itu ke dalam sabuk kulitnya. Gendon melenggang keluar rumah dengan hati senang bukan kepalang. Dia mendapat sesuatu yang lebih berharga dari setumpuk uang atau segenggam perhiasan. Surat wasiat harta karun itu tentu akan menjadikannya kaya tujuh turunan!

Tuan Abu yang baru pulang berdagang, mendapati kamarnya berantakan. Tuan Abu pun menyadari kalau kamarnya baru saja dimasuki pencuri. Tuan Abu segera memeriksa barang-barangnya.

“Apa saja yang hilang, Tuan?” tanya pelayan dan tukang kebunnya.

“Surat wasiat harta karunku!” gumam Tuan Abu sambil terkulai lemas.

Kedua pembantu Tuan Abu menunduk penuh penyesalan. Mereka merasa bersalah telah lalai menjaga rumah majikannya. Tentu harta karun itu tak ternilai harganya.

Sementara itu, Gendon langsung pergi ke Kali Jaba. Dengan seperangkat peralatan lengkap Gendon mencari pohon sawo kecik yang tumbuh di tepiannya. Dengan susah payah digalinya tanah dengan cangkul kecil.

Baca Juga: Dongeng Anak: Putri Negeri Kembaran Bumi #MendongenguntukCerdas