Cara Jepang Menarik Rakyat Indonesia
Gerakan Romusha merupakan tenaga buruh kerja paksa yang di dalamnya berisikan rakyat Indonesia berusia sekitar 16 sampai 40 tahun, baik perempuan maupun laki-laki.
Tenaga kerja Romusha bekerja untuk Jepang melalui aparat pemerintahan lokal dengan instruksi sukarela dan memaksa.
Rakyat Indonesia mau bergabung dengan Romusha karena dibohongi oleh Jepang, bahwa nantinya akan diberi gelar Pahlawan Pekerja.
Jepang juga menjanjikan akan menyediakan kebutuhan makanan, tempat tinggal yang layak, pelayanan kesehatan, dan upah sesuai bagi mereka yang ingin bergabung dengan Romusha.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, banyak rakyat Indonesia bekerja pada Belanda dalam kerja rodi tidak dibayar karena tindak korupsi para pejabat.
Inilah yang kemudian membuat sebagian rakyat Indonesia sukarela untuk bergabung ke dalam Romusha.
Pekerja Romusha kemudian dikirim ke Pulau Jawa untuk membangun sarana prasarana pendukung perang.
Sementara pekerja Romusha yang lain dikirim ke Singapura, Filipina, Malaysia, dan Birma.
Berdasarkan data sejarah yang diteliti oleh Kurasawa, pekerja Romusha yang dikirim ke Asia bagian selatan dan Pasifik mencapai 300.000 orang.
Namun, jika dijumlah secara keseluruhan, jumlah pekerja gerakan Romusha yang dimobilisasi oleh pemerintah militer Jepang mencapai lebih dari 4 juta jiwa.
Adapun hal-hal yang dikerjakan oleh pekerja Romusha kala itu bertujuan untuk membangun infrastruktur dan mengeksploitasi alam guna kepentingan perang.
Baca Juga: Bentuk Perjuangan oleh Kaum Pergerakan pada Masa Penjajahan Jepang, Materi IPS