Hal ini dilakukan tujuannya agar masyarakat Indonesia bersedia mendengar dan menuruti perintah mereka.
Akan tetapi, dibalik itu, para pemimpin Indonesia juga memanfaatkan kondisi itu untuk menanamkan sikap nasionalisme.
Selain sikap kooperatif, ada juga beberapa tokoh pergerakan Indonesia yang memilih melawan Jepang dengan sikap non-kooperatif.
Mereka beranggapan bahwa cara terbaik untuk menghadapi Jepang adalah dengan perjuangan radikal atau non kooperatif.
Taktik non kooperatif ini dilakukan karena Jepang dianggap tidak mempunyai rasa kemanusiaan ketika menguasai rakyat Indonesia.
Tidak adanya rasa kemanusiaan dari bangsa Jepang itu menimbulkan kemarahan yang berujung pada perlawanan.
Taktik Kooperatif untuk Melawan jepang
Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat atau lunak dan bersedia bekerja sama dengan pemerintah penjajahan.
Tokoh pergerakan Indonesia yang memilih untuk berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan Jepang, antara lain:
- Ir. Soekarno
- Mohammad Hatta
- Ki Hajar Dewantara
- KH Mas Mansyur
Strategi kooperatif ini dilakukan karena pada waktu itu Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional.
Kala itu, Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuk dengan tujuan memenangkan Perang Asia-Pasifik.
Baca Juga: 5 Organisasi Semimiliter Bentukan Jepang, Ada Sainendan hingga Suishintai
Bentuk kooperatif ditunjukan dengan tokoh nasional bersedia bergabung ke dalam organisasi buatan Jepang, seperti Putera.