Saraf vagus mengontrol gerakan menguap dan saraf trigeminal bertanggung jawab atas perasaan nyaman di sekitar wajah atau mata.
Ketika seseorang menguap, maka terjadi stimulasi pada saraf trigeminal yang berhubungan dengan sistem air mata.
Stimulasi ini menyebabkan kelenjar air mata di mata kita menghasilkan air mata yang lebih banyak dari biasanya.
Jadi pada dasarnya, keluarnya air mata saat menguap adalah respons refleks dari sistem saraf kita terhadap stimulasi yang terjadi.
Adanya Faktor Emosional
Selain faktor fisik yang terlibat, ada juga faktor emosional yang dapat memengaruhi keluarnya air mata saat menguap.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menguap dan keluarnya air mata terkait dengan emosi seperti kecemasan.
Saat mengalami emosi yang kuat, saraf-saraf di sekitar wajah dan mata kita umumnya akan jadi lebih sensitif.
Saraf yang lebih sensitif inilah yang membuat menguap bisa memicu respons air mata menjadi seperti menangis.
Dilansir dari Kompas.com, menguap juga bisa menyebabkan kontraksi pada wajah dikarenakan otot, termasuk di area sekitar mata.
Otot itu akan memberi tekanan pada kelenjar penghasil air mata yang menyebabkan air mata keluar saat menguap.
Baca Juga: Kenapa Musik Klasik Bisa Membuat Kita Mengantuk? Ini Penjelasannya