Bahkan, pihak Belanda membangun monumen J.P. Coen di Lapangan Banteng untuk memperingati 250 tahun Batavia.
Dilansir dari Kompas.com, patung itu sekaligus menjadi lambang bahwa Belanda mulai melakukan penjajahan di Indonesia.
Sayangnya, patung atau monumen itu dihancurkan saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942-1945.
Pada masa kependudukan Jepang, nama Batavia pun diganti dengan nama Djakarta Takobetsu Shi.
Penetapan Tanggal Ulang Tahun Baru
Pada tanggal 17 Agustus 1945, saat Indonesia merdeka, barulah nama Jakarta digunakan dan meninggalkan nama Jepangnya.
Pada masa pemerintahan Wali Kota Jakarta Sudiro pada tahun 1953-1958, ia tak ingin peringatan HUT Jakarta sama seperti zaman Belanda.
Dari sanalah kemudian tercetus ide untuk mencari tanggal baru yang akan dijadikan tanggal hari jadi Kota Jakarta.
Ia memanggil ahli sejarah, seperti Mohammad Yamin dan Profesor Sukanto, serta wartawan senior Sudarjo Tjokrosiswoyo.
Ketiganya ditugasi untuk meneliti kapan Jakarta didirikan. Sudiro sendiri yakin Jakarta didirikan pada 1527 oleh Fatahillah.
Untuk mengetahui hari, tanggal, dan bulan lahirnya Jakarta, Profesor Sukanto pun bersedia meneliti sejarah Jakarta.
Baca Juga: Inilah 7 Nama yang Pernah Digunakan Ibu Kota Indonesia Sebelum Bernama DKI Jakarta