Adapun istilah "polynya" diambil dari bahasa Rusia, yang memiliki arti "lubang air" sesuai dengan kondisi aslinya.
Polynya terbentuk karena beberapa faktor, termasuk perbedaan suhu, arus laut, dan angin.
Ketika angin dan arus laut mendorong es laut ke satu arah, polynya dapat terbentuk di area di mana es sebelumnya berada.
Selain itu, ada juga polynya yang terbentuk akibat proses alami seperti upwelling, yaitu saat air yang lebih hangat dan kaya nutrisi naik ke permukaan, melelehkan es di sekitarnya.
Dilansir dari Earth Observatory NASA, polynya yang ada di pesisir terbentuk ketika angin lepas pantai yang kuat memindahkan es laut agar menjauh dari benua.
Dampak Fenomena Polynya
Polynya memiliki beberapa dampak penting di ekosistem Arktik.
Fenomena ini menciptakan area yang terbuka bagi hewan-hewan laut seperti paus, anjing laut, dan burung laut untuk bernapas dan mencari makanan.
Polynya juga menyediakan akses bagi suhu dan salinitas yang berbeda, sehingga berkontribusi pada sirkulasi air laut dan sirkulasi termohalin di wilayah tersebut.
Sirkulasi termohalin adalah proses pergerakan arus lautan berskala besar yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik temperatur dan salinitas lautan.
Sedangkan pada sisi yang lain, perubahan pola dan karakteristik polynya dapat memengaruhi dinamika ekosistem Arktik.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Gelembung Beku di Danau Abraham Saat Musim Dingin, Apa Itu?