1. Frekuensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, frekuensi adalah getaran gelombang suara atau getaran per detik.
Apabila frekuensi atau getarannya semakin cepat, maka akan semakin tinggi bunyi yang dihasilkan.
Begitu juga sebaliknya, kalau frekuensinya semakin lambat, maka akan semakin rendah bunyi yang dihasilkan.
Secara umum, telinga manusia peka terhadap bunyi dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz.
Bunyi ini sering disebut sebagai audiosonik. Kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti bunyi alat musik.
Frekuensi di bawah 20 Hz dikenal dengan nama infrasonik, seperti gempa bumi, gunung berapi, dan mesin berat.
Frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Manusia tidak bisa mendengar, namun kelelawar dan lumba-lumba bisa.
Bunyi yang terlalu tinggi tidak baik didengar manusia karena bisa membuat gendang telinga rusak hingga tuli.
2. Getaran
Selain frekuensi, seberapa cepat benda bergetar juga bisa menentukan tinggi atau rendahnya suatu bunyi, lo.
Kalau benda bergetar dengan cepat, maka akan menghasilkan bunyi yang tinggi. Misalnya saja suara pluit.
Sebaliknya, kalau benda bergetar lambat, maka bunyi yang dihasilkan akan rendah. Misalnya detak jantung.
Baca Juga: Bagaimana Bunyi Merambat Hingga Bisa Terdengar? Materi Kelas 5 SD