Bintik Matahari Jumlahnya Semakin Banyak, Bagaimana Terbentuknya?

By Fransiska Viola Gina, Kamis, 27 Juli 2023 | 20:00 WIB
Proses terbentuknya bintik Matahari. (Andrew McCarthy via Kompas.com)

Saat Matahari mendekati titik maksimum, jumlah bintik hitam akan meningkat hingga Matahari nyaris tertutup.

Tak hanya itu, Matahari juga mulai menyemburkan jilatan api dengan intensitas yang semakin sering dan kuat.

Para ilmuwan mencatat, saat ini Matahari berada di siklus ke-25, sejak secara resmi dimulai pada Desember 2019.

Siklus Matahari ke-25 ini telah berkembang dan menunjukkan tanda-tanda jauh lebih aktif dari prediksi awal.

Oleh karena itu, para ilmuwan pun saat ini percaya bahwa titik maksimum bisa datang lebih awal dengan kekuatan besar.

Namun saat awal siklus, Matahari dalam keadaan paling tenang. Saat itu, hampir tidak ada bintik Matahari sama sekali.

Apa Dampaknya Bagi Bumi?

Dilansir dari Earth Sky, adanya bintik Matahari hingga titik maksimal sebenarnya tidak berbahaya bagi kehidupan di Bumi.

Ketika partikel berenergi tinggi menumbuk Bumi, medan magnet planet akan mengalirkannya ke kedua kutub Bumi.

Partikel berenergi tinggi ini kemudian bebenturan dengan partikel udara yang menyebabkan terbentuknya aurora.

Meski begitu, jika partikel berenergi tingi dari Matahari berjumlah besar, dampaknya akan lebih ekstrem. 

Baca Juga: Ada 'Bintang Jatuh' yang Ditemukan di Atmosfer Matahari, Apa Itu?