Melakukan Perburuan Asteroid
Dilansir dari Space.com, untuk menemukan asteroid pertama, para ilmuwan menguji data arsip dari survei Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System.
Survei itu diketahui mengambil setidaknya empat gambar dari titik langit yang sama setiap malamnya, teman-teman.
Pencarian mengungkapkan sesuatu yang telah dilewatkan oleh survai itu, yakni asteroid besar yang baru ditemukan.
Padahal, asteroid itu terlihat dalam tiga gambar langit terpisah yang diambil pada 19 September 2022 dan tiga malam berikutnya.
Survei itu mengharuskan sebuah objek muncul dalam empat gambar terpisah yang diambil dalam satu malam sebelum disebut asteroid.
Karena asteroid SF289 2022 tidak memenuhi kriteria itu, dunia tidak pernah tahu kedekatannya dengan planet kita.
Algoritma HelioLinc3D yang baru, sementara itu, dirancang untuk menyatukan deteksi asteroid dari data yang jauh lebih sedikit.
Observatorium Rubin menyebut akan memindai langit hanya dua kali dalam semalam dengan detail yang jauh lebih tinggi.
Para astronom yakin kalau SF289 2022 hanya puncak gunung es pendeteksi asteroid untuk Rubin dan algoritme baru.
Nah, itulah informasi terkait penemuan asteroid besar yang berpotensi berbahaya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Benarkah Asteroid 2023 DW Akan Menabrak Bumi Pada Tahun 2046? Ini Penjelasannya