Berada di 168.000 tahun cahaya dari Bumi, peristiwa ini mewakili kehancuran bintang super raksasa bru.
Sebelum meledak, bintang itu diperkirakan memiliki massa sekitar 20 kali massa Matahari. Wah, besar sekali, ya!
Cahayanya sangat terang sehingga supernova ini bisa terlihat dengan mata telanjang di belahan bumi selatan.
Sejak itu, para astronom terus mengamati dan melacak puing-puingnya yang semakin luas hingga saat ini.
Penelitian Tentang Sisa Supernova
Ada penelitian khusus tentang sisa-sia supernova yang dipimpin oleh Mikako Matsuura dari Universitas Cardiff.
Proyek Matsuura menggunakan teleskop James Webb untuk mengukur gelombang kejut supernova yang meluas.
Ketika bintang masif mendekati akhir masa hidupnya, mereka menjadi tidak stabil dan mulai melepaskan banyak materi.
Teleskop Hubble sebelumnya juga mengamati gelombang kejut Supernova 1987A yang meluas bergerak 7.000 km per detik.
Gelombang kejut itu kemudian bertabrakan dengan cincin puing-puing yang ada sebelum terjadi supernova.
Saat gelombang bertabrakan dengan cincin ini, kecepatannya melambat menjadi sekitar 2.300 kilometer per detik.
Baca Juga: Mengenal Hipernova, Ledakan Bintang yang Lebih Besar dan Cerah dari Supernova