Lilin yang kembali menjadi padat setelah tidak menerima kalor termasuk ke dalam perubahan fisika.
Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat, namun tidak menyebabkan terbentuk zat baru dan bersifat reversible (bisa kembali ke semula).
Kesimpulannya, lilin yang dihidupkan mengalami perubahan fisika, sehingga dapat kembali ke bentuk semula meski sudah dipengaruhi oleh kalor.
Apa itu Kalor?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke benda lain.
Umumnya kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Karena itulah kalor bisa mempengaruhi benda yang mendapat energi dari benda lainnya.
Ada 3 cara perpindahan tenaga panas atau kalor, yaitu secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi).
Konduksi sering dikenal dengan istilah hantaran panas. Konveksi disebut juga aliran panas.
Sementara itu, radiasi adalah perpindahan kalor tanpa membutuhkan zat perantara atau medium.
Kalor menyebabkan terjadinya perubahan wujud suatu benda, karena benda dapat menerima/menyerap dan melepas kalor.
Suatu benda dapat menyerap kalor karena suhu benda tersebut lebih rendah daripada lingkungannya.
Sebaliknya, benda dapat melepas kalor karena suhu benda tersebut lebih tinggi daripada lingkungannya.
Baca Juga: Bagian Tumbuhan yang Berperan untuk Melindungi Diri, Materi Kelas 4 SD