Pada astenosfer, magma cair terus dipanaskan oleh inti Bumi sehingga membentuk arus konveksi.
Arus konveksi itu bergerak dari atas ke bawah secara terus menerus, seperti saat memanaskan air di panci.
Nah, arus konveksi yang terjadi secara berulang itu mendorong lempeng Bumi untuk bergerak, teman-teman.
Ini mengakibatkan beberapa lempeng Bumi saling bertabrakan, meluncur satu sama lain, atau saling menjauh.
Saat lempeng saling bergerak satu sama lain, bisa terjadi berbagai gejala, seperti gempa Bumi dan gunung meletus.
Proses ini menyebabkan terbentuknya bentuk permukaan Bumi, seperti pegunungan hingga palung laut.
Jenis Pergerakan Lempeng Bumi
Bersumber dari Gramedia.com, pergerakan lempeng Bumi ini dapat terbagi ke dalam tiga jenis, antara lain:
1. Batas Divergen
Batas divergen sering disebut juga sebagai zona pembentukan lempeng baru. Apa maksudnya itu, Bo?
Pada batas lempeng divergen ini, terdapat suatu zona yang lempeng-lempengnya saling bergerak menjauh.
Kemudian, bagian yang kosong akibat pergerakan lempeng itu akan terisi dengan mantel Bumi.
Akibat dari adanya pergerakan ini, menyebabkan lempeng benua terbelah dan mendorong keluarnya magma.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Penyebabnya, Materi IPS