Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa Matahari memiliki siklus?
Selama ini, kita sudah tahu bahwa Bulan mengalami fase berbeda yang menyebabkan bentuknya tampak berubah-ubah, sehingga ada bulan purnama dan bulan sabit.
Ternyata, Bulan bukan satu-satunya benda langit yang mengalami fase, lo. Sebab, Matahari juga memiliki siklus.
Bersumber dari Live Science, siklus Matahari terjadi setiap 11 tahun atau lebih, teman-teman.
Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari.
Bintik matahari adalah cekungan di permukaan Matahari yang terlihat lebih gelap dari keseluruhan Matahari itu sendiri.
Bintik Matahari terlihat kecil dari teleskop surya, namun dalam ukuran yang sebenarnya, ternyata sebuah bintik matahari bernama AR3038 dapat mempunyai diameter hingga 31.900 km.
Baru-baru ini, para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, memperkirakan bahwa Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya pada tahun 2024.
Fenomena puncak siklus Matahari ini dikenal dengan nama Solar Maximum dalam Solar Cycle 25.
Bersumber dari space.com, Solar Maximum diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan, yakni di antara bulan Januari hingga Oktober 2024.
Baca Juga: Beberapa Tahun ke Depan Akan Jadi Musim Aurora Paling Indah, Mengapa Begitu?
Pada saat tersebut, puncak siklusnya akan lebih kuat dan bertahan lebih lama dari perkiraan.
Para ilmuwan dapat memprediksi kapan berlangsungnya puncak siklus Matahari dengan berdasarkan catatan sejarah.
Catatan sejarah ini berisi jumlah bintik matahari, data statistik canggih, dan model dinamo matahari atau aliran gas panas terionisasi dalam matahari.
Maka dari itu, para ilmuwan akan terus memperbarui prediksinya setiap bulan seiring dengan pengamatan bintik matahari baru.
Dampak Puncak Siklus Matahari
Para ilmuwan memiliki alasan mengapa mereka terus memantau perkembangan siklus matahari.
Sebab, prediksi aktivitas matahari yang akurat dapat berguna untuk bersiap pada dampak-dampak fenomena tersebut, teman-teman.
Badai geomagnetik akibat aktivitas matahari akan memengaruhi jaringan listrik, sinyal GPS, dan menimbulkan risiko radiasi bagi pekerja penerbangan dan astronaut.
NASA perlu terus melakukan pemantauan untuk melindungi para astronaut yang sedang bekerja.
Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi infrastruktur teknologi Bumi.
Badai matahari dapat merusak satelit, sistem navigasi GPS, komunikasi radio, dan jaringan kelistrikan.
Baca Juga: Planet Venus Punya Lempeng Tektonik Mirip Bumi, Bagaimana Kondisinya?
Pada kasus yang ekstrem, badai matahari juga dapat mengganggu sistem kelistrikan dan komunikasi penting.
Sementara di ruang angkasa, akan terjadi radiasi yang lebih tinggi selama badai matahari yang membahayakan para astronaut.
Selama badai geomagnetik, astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional berupaya untuk melindungi diri, sehingga aktivitas harus dihentikan sementara.
Tidak semuanya bersifat merusak, aktivitas matahari yang meningkat juga menghasilkan aurora yang lebih cerah dan sering terlihat di wilayah kutub Bumi.
Maka dari itu, sebentar lagi kita akan memasuki 'musim aurora' yang didukung oleh peningkatan aktivitas matahari.
----
Kuis! |
Berapa lama siklus matahari berlangsung? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023