Bobo.id - Secara umum, sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya.
Belajar sains jadi hal yang sangat menyenangkan. Kita bisa melakukan banyak sekali percobaan yang seru.
Tapi kesempatan yang sama kadang tidak diberikan bagi teman-teman kita yang tidak bisa melihat dengan baik.
O iya, orang yang tidak bisa melihat atau mengenali objek di depannya itu bisa disebut penyandang tunanetra.
Teman tunanetra yang bersekolah di sekolah reguler kurang memahami sains dengan baik dari teman lainnya.
Ini karena ada guru yang kurang memahami bagaimana pembelajaran sains spesial untuk siswa tunanetra.
Sementara bagi yang sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), proporsi materi sains pun tidak begitu banyak.
Hmm, lalu bagaimana teman-teman tunanetra bisa mendapatkan ilmu sains dan melakukan percobaan seru, Bo?
Kegiatan Bersama Teman Tunanetra
Agar bisa belajar sains, Yayasan Mitra Netra menyelenggarakan 'science class' untuk 30 siswa tunanetra SD-SMA.
Kali ini kegiatan dilaksanakan di Kuntum Farmfield Ciawi, Bogor. Kegiatannya bertema 'fun learning with nature'.
Baca Juga: Jadi Alat Bantu Penyandang Tunanetra, Bagaimana Awal Mula Penemuan Huruf Braille?
Sebagai pemanasan dan pengantar, perkenalan tentang science sudah dimulai sejak berada di dalam bis, lo.
Ada kuis-kuis sains sederhana yang disampaikan di bis. Siswa tunanetra pun menjawabnya dengan antusias.
Sesampainya di lokasi, teman-teman tunanetra diperkenalkan dengan beragam flora dan fauna yang ada di sana.
Mereka diajak untuk mengenali objek-objek yang memang dapat mereka orientasi dan raba dengan aman.
Setelah perkenalan singkat, kegiatan berlanjut dengan kampanye 'We Ring The Bell'. Wah, apa itu, Bo?
Kampanye ini bertujuan untuk mendorong masyarakat memenuhi hak pendidikan penyandang disabilitas.
'We Ring The Bell' dilakukan dengan memperdengarkan bunyi-bunyian. Mulai dari pluit, lonceng, dan lainnya.
Kampanye ada setiap tahun guna menyuarakan bahwa siswa tunanetra juga berhak belajar di sekolah reguler.
Ada Banyak Praktikum Dilakukan
Seperti pelajaran sains di sekolah reguler, di kegiatan ini para siswa tunanetra juga diajak melakukan praktikum.
Praktikum ini dilakukan sesuai jenjang pendidikan, baik SD, SMP, maupun SMA. Wah apa saja yang dilakukan, ya?
Untuk siswa SD, dilakukan percobaan reaksi kimia dengan bahan sehari-hari, yang diproses hingga berubah jadi gas.
Untuk mengenali reaksi itu, para siswa tunanetra bisa menggunakan indera pendengaran, penciuman, dan peraba.
Para siswa SD menguji reaksi kimia soda kue yang dimasukkan ke botol plastik dan botol yang berisi soda kue+cuka.
Campuran soda kue dan cuka yang terus diaduk itu akan menghasilkan gas. Bagaimana cara membuktikannya?
Teman tunanetra diminta untuk meletakkan balon yang belum ditiup pada mulut botol plastik itu.
Gas yang dihasilkan oleh larutan soda kue dan cuka itu akan masuk ke balon sehingga balon pun mengembung.
Proses pengembungan pada balon inilah yang dapat diorientasi teman tunanetra dengan indera peraba.
Tak hanya itu, siswa SD juga belajar proses rambat gelombang suara dari satu titik ke titik lain dengan benang.
Untuk siswa SMP, dilakukan percobaan membuat sabun padat dari ampas kopi dan mencampurkan tepung ke air.
Sementara itu siswa SMA melakukan percobaan pembuatan ice cream dan membedakan larutan elektrolit dan elektrolit.
Yap, ada banyak kegiatan sains yang bisa dilakukan dan dipelajari siswa tunanetra. Semua terlihat seru, ya! Hihi.
Baca Juga: Bagaimana Anjing yang Membantu Tunanetra Bisa Tahu Arah Tujuan Tuannya?
----
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023