Seorang ilmuwan dari Washington University, Bruce Fegley Jr. menemukan bahwa atmosfer pada COROT-7b dihasilkan dari uap yang timbul dari silikat cair panas di lautan lavanya.
Faktanya, salah satu sisi COROT-7b yang menghadap bintangnya memiliki suhu sekitar 2.326°C.
Ini karena lokasi planet tersebut sangat dekat dengan bintangnya, yaitu sekitar 2,6 juta kilometer, sekitar 23 kali jarak antara Merkurius ke Matahari.
Padahal, seperti yang kita tahu, planet Merkurius adalah planet tata surya yang paling dekat dengan Matahari, sehingga suhu permukaannya sangat panas.
Di planet COROT-7b, kerikil dapat mengembun di udara dan menghasilkan hujan berbatu.
Hujan berbatu tersebut terbentuk serupa dengan cuaca berair di Bumi. Bahkan, jenis batuan yang jatuh dari atmosfer COROT-7b juga beragam.
Faktanya, atmosfernya melakukan proses pengembunan beberapa jenis mineral yang kemudian berubah menjadi hujan batu.
Fakta Unik COROT-7b
Planet COROT-7b adalah planet ekstrasurya super Bumi yang mengorbit bintang tipe K.
Planet ini ditemukan pada bulan Februari 2009 oleh teleskop ruang angkasa COROT, milik badan antariksa Prancis dan Eropa.
COROT-7b disebut sebagai salah satu planet ekstrasurya pertama yang dikategorikan sebagai planet berbatu.
Baca Juga: Bisakah Sebuah Galaksi Menghentikan Pembentukan Bintang? Ini Faktanya