Bobo.id - Tak terasa tinggal beberapa hari lagi, tahun sudah berganti. Yap, sebentar lagi tahun baru!
Apakah kamu sudah merencanakan kegiatan bersama teman atau keluarga saat malam tahun baru?
Biasanya, orang-orang akan meluangkan waktu untuk mengadakan acara bakar-bakaran di rumah.
Kita bisa bakar-bakar ayam, ikan, sosis, jagung, hingga bakso sambil menunggu pergantian tahun.
Saat pergantian tahun, kita bisa menikmati malam penuh kembang api sambil makan bersama. Seru, ya!
Hmm, lalu bagaimana asal-usul tradisi bakar-bakar saat tahun baru, Bo? Simak informasinya, yuk!
Asal-Usul Tradisi Bakar-Bakar
Tradisi bakar-bakar atau barbecue sudah lama jadi salah satu pilihan untuk merayakan tahun baru.
Siapa sangka, ternyata asal usul tradisi bakar-bakar ini sudah dimulai sejak 1,8 juta tahun lalu, lo.
Bersumber dari Live Science, bakar-bakar dimulai sejak nenek moyang Homo Erectus saat mengenal api.
Meski begitu, teknik bakar-bakar dengan saus seperti sekarang ini baru ada pada abad ke-16 di Karibia.
Sejarah mencatat, kata 'barbecue' pertama muncul di catatan penjelajah di Hindia Barat pada 1526.
Baca Juga: Kenapa Malam Tahun Baru Identik dengan Bakar Jagung? Ini Alasannya
Sejak saat itu, popularitas barbecue dengan daging menyebar cepat ke Eropa, Afrika, hingga Amerika Serikat.
Akhirnya, banyak peristiwa penting yang kerap dirayakan dengan kegiatan bakar-bakar atau barbecue.
Tak hanya masyarakat, presiden AS saat itu juga suka bakar-bakar! Sejak itu, barbecue jadi budaya di sana.
Sejak saat itu pula, bakar-bakar sering diidentikan dengan perayaan spesial untuk semua kalangan, lo.
Masyarakat akan menggunakan ayam, makanan laut, hingga daging premium untuk kegiatan bakar-bakar ini.
Versi Lain Asal-Usul Tradisi Bakar-Bakar
Tak hanya itu, asal-usul tradisi bakar-bakar saat tahun baru juga ada versi lainnya, lo. Apa itu, Bo?
Saat tahun 1800-an, ada seorang koboi yang memiliki tuan dengan banyak kuda dan hewan ternak lainnya.
Koboi itu bertugas untuk menjaga dan menggembalakan kuda dan hewan ternak lainnya di sana.
Diketahui, para koboi itu diberikan jatah daging bagian punggung sebagai makanannya, teman-teman.
Bagian punggung adalah bagian yang memiliki lemak tebal, sedikit daging, harganya pun paling murah.
Ini membuat bagian punggung sulit diolah. Namun, para koboi tidak kehabisan akal untuk bisa mengolahnya.
Baca Juga: Ada Beragam Festival, Ini 6 Perayaan Tahun Baru Unik di Indonesia
Setelah memikirkan caranya, akhirnya para koboi memutuskan memanggang dalam api kecil dengan durasi lama.
Para koboi pun memanggang daging itu dengan tusukan besi supaya bisa ditempatkan di atas api.
Tradisi Menyebar ke Indonesia
Tak hanya di Amerika Serikat, kini banyak masyarakat Indonesia yang rayakan tahun baru dengan bakar-bakar.
Kunci utama penyebaran tradisi bakar-bakar ini adalah karena adanya globalisasi dan internet.
Dulunya, masyarakat Indonesia memaknai dan merayakan tahun baru dengan spiritual, teman-teman.
Namun, adanya perkembangan budaya barat membuat masyarakat akhirnya memodifikasi budaya itu.
Karena globalisasi, budaya merayakan tahun baru berubah menjadi kegiatan bakar-bakar bersama-sama.
Tidak hanya saat perayaan tahun baru, tradisi tahun baru juga bisa dinikmati di acara penting lainnya.
Dengan harga yang cukup terjangkau dan cara yang mudah, tiap keluarga bisa bakar-bakar sendiri di rumah.
Tak hanya bisa menikmati sajian makanan, tradisi bakar-bakar juga bisa menciptakan kebersamaan, lo.
Nah, itulah asal-usul tradisi bakar-bakar saat tahun baru. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Menjelang Tahun 2024, Ethiopia Justru masih Tahun 2016, Kenapa Begitu?
----
Kuis! |
Apa peristiwa yang terjadi pada 1,8 juta tahun lalu? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023